KOMPAS.com - Semua orang pasti pernah mengalami patah hati. Patah hati tidak hanya karena percintaan namun lebih luas jangkaunnya.
Misalnya patah hati akibat sesuatu yang terjadi di luar ekspektasi harapan, kegagalan dalam mengambil keputusan, maupun tidak terwujudnya cita-cita. Berikut adalah fakta unik patah hati yang menarik untuk diketahui!
Saat mengalami patah hati akibat putus cinta, rasanya hatimu benar-benar sakit dan kamu berharap untuk terus dicintai oleh orang tersebut.
Dilansir dari Observer, seorang ahli saraf bernama Dr. Lucy Brown mengidentifikasi saat jatuh cinta aliran darah ke otak meningkat san otak berada pada kondisi euphoria dipenuhi oleh hormon kebahagiaan (dopamin dan oksitosin).
Secara alamiah otak akan terus meminta kenaikan dopamine, inilah mengapa kita ingin terus bersama seseorang yang kita cintai.
Lalu saat patah hati, hormon dopamine tersebut akan berhenti. Hal ini mirip dengan gejala putus obat pada seorang pencandu.
Baca juga: Mengapa Rajungan, Udang, dan Kepiting Berubah Kemerahan Saat Dimasak?
Saat hormon dopamine tersebut berhenti otak akan merespons dengan memberikan emosi dan rasa sakit mirip dengan gejala putus obat. Sakit hati yang dirasakan tersebut sama halnya dengan rasa sakit fisik, nyata dan memilukan.
Patah hati ekstrem dapat menyebabkan sindrom patah hati yang dinamai kardiomipati takotsubo. Patah hati baik karena putus cinta, kematian seseorang, kekerasan rumah tangga, maupun gagalnya suatu harapan memberikan lonjakan hormon stress.
Dilansir dari Harvard Health Publishing, lonjakan hormon stress tersebut mengejutkan jantung, memicu perubahan pada sel otot jantung dan pembuluh darah koroner sehingga mengganggu kinerja ventrikel kiri, inilah yang disebut kardiomipati takotsubo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.