Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Perjanjian Linggarjati Merugikan Indonesia?

Kompas.com - 24/03/2021, 14:27 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam Perjanjian Linggarjati, Belanda hanya mau mengakui Pulau Jawa, Madura dan Sumatera sebagai daerah kedaulatan Indonesia. Hasil perjanjian ini sangatlah merugikan pihak Indonesia dan menguntungkan pihak Belanda.

Perjanjian atau Perundingan Linggarjati ditandatangani pada 25 Maret 1947 di Jakarta. Pihak Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, sedangkan Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn.

Sesuai dengan namanya, Perjanjian Linggarjati dilakukan di daerah Linggarjati, Cirebon, Jawa Barat. Perundingan ini sudah terjadi sejak 15 November 1946, namun baru disetujui oleh kedua pihak pada 25 Maret 1947.

Baca juga: Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, Perjanjian Linggarjati memiliki empat hasil utama, yakni:

  1. Belanda mengakui secara de facto tiga wilayah Indonesia, yaitu Jawa, Madura dan Sumatera.
  2. Belanda dan Indonesia sepakat untuk membentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berdaulat, demokratis, serta federal.
  3. Belanda dan Indonesia akan membentuk Uni Belanda-Indonesia atau negara persemakmuran dengan Ratu Belanda sebagai pemimpinnya.
  4. Belanda harus meninggalkan wilayah Indonesia paling lambat 1 Januari 1949.

Perjanjian Linggarjati merugikan Indonesia

Oleh karena perselisihan antara Indonesia dan Belanda masih berlanjut, Inggris memutuskan untuk mengajak kedua pihak negara ini saling berunding dan membuat perjanjian.

Pada satu sisi, Indonesia semakin kuat karena mendapat pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia. Namun, di sisi lainnya, Indonesia sangat dirugikan dengan hasil Perjanjian Linggarjati. Berikut kerugian Indonesia: 

  1. Belanda hanya bersedia mengakui secara de facto Pulau Jawa, Madura dan Sumatera sebagai daerah kedaulatan atau kekuasaan Indonesia. Hal ini membuat kedaulatan Indonesia semakin sempit 
  2. Kekuasaan Belanda di Indonesia masih sangat besar, sehingga Indonesia belum sepenuhnya mendapat pengakuan kedaulatan dari Belanda. 
  3. Perjanjian Linggarjati tidak menyelesaikan konflik. Hal ini terlihat dari adanya serangan Belanda melalui Agresi Militer Belanda I. 

Baca juga: Tokoh Perjanjian Linggarjati

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), beberapa bulan setelah Perjanjian Linggarjati ditandatangani, Belanda mengingkarinya dengan melakukan Agresi Militer Belanda I. Alasannya karena ingin menjadikan Indonesia sebagai Negara Persemakmuran.

Belanda melakukan agresi militernya ke daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera. Hal ini turut diikuti dengan gerakan perlawanan di berbagai daerah di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com