Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Membuang Sampah Elektronik Sembarangan

Kompas.com - 11/03/2021, 14:43 WIB
Silmi Nurul Utami,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seberapa seringkah kamu mengganti handphone, laptop, atau televisi? Tahukah kamu ke mana sampah elektronik tersebut di buang? Apakah diolah dengan baik atau hanya dibiarkan mencemari lingkungan?

Di zaman modern ini, alat elektronik baik baterai, handphone, kamera, perangkat komputer, AC, konsol game, kereta listrik, lemari es, pengering rambut, kipas angin, biasa mengalami kerusakan dan sampahnya dibuang.

Dilansir dari National Institute of Environmental Health Sciences, diperkirakan 40 juta ton sampah elektronik dibuang setiap tahunnya.

Sampah elektronik akan terus-menerus bertambah sehingga pembuangannya secara sembarangan akan berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan.

Pembuangan sampah elektronik secara sembarang dapat menyebabkan pencemaran udara, tanah, air, dan masalah kesehatan pada manusia.

Baca juga: Pengertian Pencemaran Lingkungan dan Jenis-jenisnya

  • Pencemaran Udara

Sampah elektronik biasanya mengandung logam berharga seperti perak, tembaga, dan emas. Logam berharga tersebut bisa dimurnikan dari sampah elektronik dengan cara pembakaran atau pemberian asam dan bahan kimia.

Proses pemurnian tersebut disebut daur ulang tradisional dan menghasilkan gas dioksin, timbal, dan gas hidrokarbon pembentuk efek rumah kaca ke udara sebagai polutan. Dilansir dari World Health Organization, timbal yang terhirup akan menganggu kinerja otak, sisitem saraf pusat, menyebabkan koma, kejang, gangguan ginjal, kemandulan, bahkan kematian.

Tidak hanya kepada manusia, tumbuhan dan hewan juga perlahan akan mengalami keracunan udara hasil pemurnian sampah elektronik.

  • Pencemaran Tanah dan Air

Sampah elektronik yang dibuang sembarangan akan berakhir di tanah maupun di air dan melepaskan logam beracun dalam jumlah besar.

Sampah elektronik mengandung logam berat beracun seperti merkuri, timbal, barium, kadmium, litium, dan arsenik yang berbahaya bagi makhluk hidup.

Baca juga: Penyakit Minamata, Ketika Pencemaran Lumpuhkan Rakyat Jepang

Logam berat akan masuk ke dalam tanah, mencemari tumbuhan dan meresap ke dalam batuan akuifer (sumber air tanah). Pada perairan seperti danau, sungai, teluk, dan laut, logam berat tersebut bisa menyebabkan kematian maupun mutasi genetik merugikan pada makhluk hidup.

Logam berat meresap ke dalam tumbuhan, tanah, air, dan tubuh hewan. Hal ini membuat manusia yang mengonsumsinya air, tumbuhan, daging, dan menghirup udara yang tercemar akan ikut tercemar logam berat juga.

Kadmium dapat menyebabkan gangguan pernafasan, kerusakan ginjal, anemia, dan anosmia. Dilansir dari National Organization of Rare Disorders, arsenik dapat menyebabkan kerusakan otak, sistem saraf, pendarahan kapiler, masalah kulit, kejang otot, koma, bahkan kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com