Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Cakalele, Tarian Perang Khas Maluku

Kompas.com - 04/02/2021, 17:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

Burung cenderawasih menjadi sangat penting bagi orang Banda, terutama dalam tatanan adat dan budaya terutama dari tradisi tari mereka.

Karena tarian Cakalele tidak bisa ditarikan jika burung cenderawasih tidak terpasang di kepala sang penari.

Selain penari Cakalele, dalam setiap tari Cakalele juga diiringi oleh pemegang umbul-umbul, dan para pembantu lainnya.

Baca juga: 65 Nama Tari di Indonesia dan Asal Daerahnya

Para penari yang berpasangan ini menari dengan diiringi musik tifa, suling, dan bia (instrumen tiup dari kerang).

Penari akan tampil dalam gerak sesuai dengan lagu sebagai suatu perwujudan dari jiwa patriotis dan semangat heroik

Tari Cakalele merupakan tarian yang sakral. Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud), tarian perang tersebut tidak dapat dipentaskan oleh orang luar, yang bukan bagian dari masyarakat adat di desa-desa kepulauan Banda.

Tarian tersebut hanya boleh dilakukan oleh anak-anak adat desa setempat, Tidak semua desa di kepulauan Banda memiliki tarian Cakalele karena tarian Cakalele hanya dimiliki oleh desa-desa adat.

Fungsi tari Cakalele

Saat ini tarian tersebut lebih sering dipertunjukkan untuk menyambut tamu agung dan acara-acara adat.

Baca juga: Jenis Tata Rias Seni Tari

Tari Cakalele tidak dapat setiap saat dipertunjukkan. Karena banyaknya personel dan kelengkapan serta persiapan yang dibutuhkan dengan biayanya tinggi waktu lama.

Penari yang dibutuhkan bisa mencapai 30 orang. Selain itu terdapat penabuh gendang, pemuluk gong, pemegang umbul-umbul, serta pemuka adat dalam pasangan suami istri.

Secara adat fungsi-fungsi mereka tidak dapat diubah dan diganti oleh personel lain. Karena Cakalele adalah sebuah keutuhan adat yang sarat dengan ritual dan mistik.

Pada saat atraksi cakalele untuk penyambutan tamu jarang untuk menggunakan parang, tetapi telah dikreatif menggunakan umbul-umbul yang terbuat dari daun nipa atau daun kelapa.

Kostum yang digunakan ketika untuk upacara adat harus menggunakan pakaian adat. 

Sementara dilakukan untuk menyambut tamu, dengan pakaian yang sudah di kreatif sesuai dengan pakaian adat. Setiap tarian Cakalele, selalu ada pemimpin atau Kapitannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com