Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan

Kompas.com - 27/01/2021, 16:13 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 1950, peristiwa pemberontakan besar terjadi di Sulawesi Selatan. Peristiwa ini dikenal sebagai Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

Kahar Muzakkar adalah dalang utama dibalik pemberontakan ini. Ia memimpin kelompok gerakan yang bernama Komando Gerilya Sulawesi Selatan atau KGSS dan melakukan berbagai kekacauan di Sulawesi Selatan.

Mengutip dari Jurnal Penelitian Keislaman (2019) karya Nurul Azizah, dituliskan jika Kahar Muzakkar merupakan anak dari keluarga pedagang dalam tingkatan masyarakat to' maradeka atau orang merdeka.

Dilansir dari situs Pemerintah Kota Makasar, Kahar Muzakkar memiliki nama kecil La Domeng. Menurut sejarah yang beredar, nama Abdul Kahar Muzakkar merupakan nama yang serupa dengan salah satu guru favoritnya yang bernama Abdul Kahar Muzakkir.

Pada 20 Januari 1952, Kahar Muzakkar memutuskan untuk bergabung dengan DI/TII. Pada 7 Agustus 1953, ia mengumumkan jika Sulawesi Selatan dan daerah sekitarnya merupakan bagian dari Negara Islam Indonesia.

Pemberontakan oleh Kahar Muzakkar didasari oleh rasa kekecewaanya karena banyak anggota KGSS yang tidak diterima menjadi Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS).

Awalnya Kahar Muzakkar meminta agar seluruh personel KGSS menjadi bagian dari APRIS.

Baca juga: Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri (1948-1965)

Namun, hal ini ditolak dengan alasan pemerintah hanya menerima anggota APRIS yang memenuhi persyaratan saja.

Kahar Muzakkar melakukan pemberontakan sebanyak dua tahap. Pada 1950 hingga 1952 merupakan tahap pemberontakan pertama. Sedangkan 1953 hingga 1965 merupakan pemberontakan kedua.

Pada tahap pemberontakan pertama (1950-1952), Kahar Muzakkar dan kelompoknya, menggunakan Pancasila sebagai ideologi gerakannya.

Tidak hanya itu, pada saat yang bersamaan, ia menggalang massa untuk melakukan pemberontakan di tahap berikutnya.

Pada tahap pemberontakan kedua (1953-1965), ideologi berubah menjadi ideologi Islam atau yang dapat disebut sebagai Revolusi Islam.

Sebagai tindak lanjut atas aksi pemberontakan yang dilakukan Kahar Muzakkar, pemerintah pusat langsung mengirimkan operasi militer ke Sulawesi Selatan.

Sayangnya, operasi militer ini membutuhkan waktu yang lama. Hingga pada akhirnya Februari 1965, Kahar Muzakkar ditembak mati, hal ini sekaligus mengakhir pemberontakan di Sulawesi Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com