Pemakaian ulos secara garis besar dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Kain tenun khas Jepara ini adalah tenun ikat yang artinya kriya tenun yang berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsi yang sebelumnya diikat untuk membentuk motif tertentu dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami.
Ciri khas motif tenun ikat Troso mengadopsi dan atau sesuai pesanan dari luar daerah terutama Bali, Flores, dan Sumbawa.
Baca juga: Proses Produksi Kerajinan Bahan Serat
Melansir situs Dinas Pariwisata Lampung, tapis adalah kain wanita berbentuk sarung yang terbuat dari tenun benang kapas dengan motif alam flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan perak dengan cara sulam cucuk.
Tapis dipakai oleh wanita dari suku yang ada di masyarakat adat Saibatin dan masyarakat adat Pepadun yang berarti kain tapis digunakan oleh wanita Lampung dipesisir dan pedalaman.
Kain tersebut dibuat oleh ibu-ibu rumah tangga dan muli-muli (gadis) pada waktu senggangnya dengan tujuan memenuhi tuntutan adat istiadat yang masih sakral.
Karena kain tapis merupakan salah satu bagian penting pakaian adat. Cikal bakal kain tapis dimulai sejak abad ke-2 SM dengan motif pohon hayat, flora dan fauna.
Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Perbedaan masyarakat Baduy luar dan Baduy Dalam bisa dilihat dari pakaian yang mereka gunakan.
Baca juga: Seni Kriya sebagai Kerajinan Tangan
Masyarakat Baduy Luar menggunakan pakaian berwarna gelap seperti hitam dan biru, sedangkan masyarakat Baduy Dalam menggunakan pakaian berwarna putih dan hitam.
Motif tenun khas yang dimiliki oleh suku baduy diantaranya tenun aros, poleng hideung, adu mancung, dan boeh atau bosaan.
Lombok memiliki kekayaan budaya dalam wujud kain tenun yang disebut kain sesek.
Kain kebanggaan masyarakat Sasak ini telah menjadi identitas sejak beberapa abad silam. Kain sesek biasa dipakai sebagai pakaian tradisional yang dikenakan saat upacara adat.
Motif yang digunakan pada kain sesek berupa rumah tradisional Sasak, lumbung padi, atau aneka binatang laut dan hewan ternak.
Melansir dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Siak, Tenun Siak adalah tenunan yang dibuat (ditenun) dengan menggunakan benang katun atau benang sutera yang diberi motif benang emas dengan berbagai motif seperti pucuk rebung, siku keluang, tampuk manggis dan lain-lain.
Baca juga: Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Kesenian
Dikutip dari Jurnal Tenun Gringsing Korelasi Motif, Fungsi, dan Arti Simbolik (2014) karya Sri Utami, kain tenun tradisional yang menjadi kebanggan masyarakat Bali Aga Tenganan Pagringsingan, Karangasem.
Tenun gringsing atau wastra gringsing merupakan salah satu kain tradisional khas Bali yang terbuat dari benang kapas dengan ragam hias motif yang dibentuk dari dobel ikat atau tenun ganda, yaitu mengikat benang lungsi dan benang pakan sekaligus.
Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, mulai satu hingga lima tahun dan dilakukan dengan teknik khusus yang sangat sukar.
Hasil jadi tenunan ini akan membuat pola geometris rapi yang serasi dan sangat indah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.