Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkurangnya Ketersediaan Air Bersih

Kompas.com - 26/11/2020, 15:21 WIB
Silmi Nurul Utami,
Rigel Raimarda

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seluruh makhluk hidup membutuhkan air untuk bertahan hidup. Bumi kita 70 persennya tertutupi oleh air, namun hanya 3 persennya yang merupakan air tawar. 3 persen air tersebut digunakan oleh seluruh makhluk hidup di Bumi.

Belum lagi air bersih tidak tersebar secara merata di permukaan Bumi. Ada daerah yang kaya akan air, ada juga yang gersang seperti gurun dan savanah.

Kenaikan populasi berpengaruh sangat besar terhadap ketersediaan air bersih. Misalkan di suatu tempat terdapat danau, pada mulanya hanya ada 100 orang yang hidup dari air danau tersebut.

Lalu naiklah angka kelahiran sehingga bertahun-tahun setelahnya ada 100 ribu orang. Air danau yang dulunya dapat memenuhi kebutuhan populasi, sekarang telah surut sehingga manusia mulai kekurangan air bersih.

Semakin banyak manusia, semakin banyak juga air yang dibutuhkan, sedangkan sumber air bersih tidak bertambah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Pentingnya Ketersediaan Air Bersih dan Pangan Lokal

 

Air bersih yang sulit didaptkan membuat manusia terpaksa mengonsumsi air kotor untuk bertahan hidup. Hal ini banyak terjadi di benua Afrika seperti Negara Kenya dan Ethiopia.

Dilansir dari situs World Health Organization, air kotor dan sanitasi yang buruk meningkatkan resiko penyakit kolera, diare, disentri, hepatitie A, tifus, dan infeksi.

Menurut data World Health Organization, pada tahun 2017 sekitar 829.000 orang meninggal karena diare akibat mengonsumsi air kotor. Lalu, apakah yang mengindikasikan air kotor dan tidak layak minum?

Dilansir dari situs P2PTM Kementerian Kesehatan, syarat air yang dapat diminum adalah tidak berasa, tidk berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme berbahaya, dan tidak mengandung logam berat.

Air yang baik memiliki pH netral yaitu 7,berarti air tersebut tidak bersifat asam ataupun basa. Jika populasi terus meningkat, kebutuhan air akan terus bertambah sedangkan sampah akan semakin banyak.

Baca juga: Kekurangan Air Bersih, Warga Andalkan Air Hujan untuk Minum

 

Hal ini berarti akan semakin sedikit air bersih yang tersedia. Jika manusia saja kekurangan air, lalu bagaimana dengan tumbuhan dan hewan?

Dalam jangka waktu panjang hewan dan tumbuhan juga akan mati akibat kekeringan, mengurangi sumber makanan manusia yang kemudian dapat menyebabkan kelaparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com