Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relasi Sudut: Relasi Sumbu X dan Y

Kompas.com - 28/10/2020, 16:03 WIB
Risya Fauziyyah,
Rigel Raimarda

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelumnya kita telah mengenal trigonometri pada sudut istimewa yang terdiri dari sudut 0°, 30°, 45°, 60°, dan 90° yang referensinya adalah sumbu x.

Sekarang bagaimana cara menentukan aturan trigonometri jika sudutnya lebih dari 90° atau jika referensi sudutnya adalah sumbu y?

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, terdapat enam fungsi sudut yang biasa digunakan dalam trigonometri, diantaranya yaitu sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan, dan cotangen. Pada pembahasan ini kita akan mempelajari relasi sudut dengan aturan sinus, cosinus, dan tangen.

Sebelum menentukan relasi sudut pada trigonometri, kita harus memahami terlebih dahulu mengenai sifat trigonometri yang digambarkan dalam koordinat kartesius.

Baca juga: Kecepatan Linear dan Kecepatan Sudut dalam Gerak Melingkar

Koordinat kartesius merupakan suatu diagram yang terdiri dari sumbu x positif dan sumbu x negatif, serta sumbu y positif dan sumbu y negatif. Diagram ini dibagi menjadi 4 kuadran, di mana 1 kuadran menyatakan 1/4 lingkaran.

Masing-masing kuadran memiliki sumbu x dan sumbu y yang berbeda-beda mengenai aturan positif dan negatifnya. Sehingga setiap sudut yang terletak pada masing-masing kuadran memiliki sifat yang berbeda pula.

KOMPAS.com/RISYA FAUZIYYAH Sifat trigonometri pada koordinat kartesius

Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa kuadran I memiliki sifat trigonometri yang bernilai positif untuk sinus, cosinus, dan tangen (all). Kuadran II bernilai positif untuk sinus.

Kuadran III bernilai positif pada tangen. Kuadran IV bernilai positif untuk cosinus. Dan selain yang tidak disebutkan adalah bernilai negatif.

Baca juga: Persamaan, Sudut Fase, dan Beda Fase Gelombang

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kethoprak sebagai Drama Tradisional dan Modern

Kethoprak sebagai Drama Tradisional dan Modern

Skola
Cara Mengapresiasi Pementasan Drama Jawa

Cara Mengapresiasi Pementasan Drama Jawa

Skola
10 Jenis Drama Jawa

10 Jenis Drama Jawa

Skola
Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Skola
Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Skola
Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Skola
Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Skola
Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Skola
Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Skola
Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Skola
Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Skola
Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Skola
Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Skola
Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Skola
Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com