Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Struktur Teks Cerita Sejarah

Kompas.com - 24/08/2020, 20:47 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Sejarah Perang Gerilya saat Agresi Militer Belanda

Orientasi:

Bangsa Indonesia pernah menjalani perang gerilya pada masa mempertahankan kemerdekaan setelah Proklamasi, 17 Agustus 1945. Perang gerilya adalah perang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, berpindah-pindah dan penuh kecepatan.

Gerilya merupakan salah satu strategi perang dalam perjuangan para pejuang dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Peristiwa:

Perang gerilnya dipimpin oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Perang gerilya terjadi di Yogyakarta saat Agresi Militer Belanda II pada 1948. Pada waktu itu Yagyakarta menjadi ibu kota Indonesia setelah Jakarta dikuasai Belanda. Belanda kembali masuk ke Indonesia terutama di Pulau Jawa pada 14 Desember 1948.

Kedatangan Belanda untuk melumpuhkan dan menghancurkan semangat militer Indonesia. Berbagai serangan dilakukan oleh pasukan Belanda. Di Yogyakarta, serangan dilancarkan di Pangkalan Udara Maguwo, kemudian berlanjut lewat serangan darat. Pada 19 Desember 1948, Yogyakarta mampu dilumpuhkan dan dikuasai pasukan Belanda.

Pada 22 Desember 1948, Jenderal Soedirman meninggalkan Yogyakarta untuk gerilya. Selama gerilya Jenderal Soedirman dan pasukan berjalan untuk berpindah-pindah tempat. Mereka berjalan cukup jauh dengan menyeberangi sungai, gunung, lembah, dan hutan.

Para pejuang juga melakukan penyerangan ke pos-pos yang dijaga Belanda atau saat konvoi. Gerilya yang dilakukan pasukan Indonesia merupakan strategi perang untuk memecah konsentrasi pasukan Belanda. Kondisi itu membuat pasukan Belanda kewalahan.

Agresi Militer Belanda II membuat situasi Yogyakarta sangat tidak kondusif. Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai raja Keraton Yogyakarta Hadiningrat mengirimkan surat kepada Jenderal Sudirman untuk meminta izin diadakan serangan.

Setelah perancanaan yang matang, 1 Maret 1949 pagi hari, serangan besar-besaran yang serentak dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Fokus utama penyerangan di ibu kota Indonesia, Yogyakarta.

Pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, sewaktu sirine dibunyikan serangan dilakukan di segala penjuru kota. Pasukan Indonesia berhasil menguasai Kota Yogyakarta selama 6 jam.

Reorientasi:

Serangan yang terjadi pada 1 Maret akhirnya didirikan Monumen Serangan Umum 1 Maret. Monumen itu merupakan salah satu landmark dan cagar budaya Kota Yogyakarta. Monumen itu juga untuk mengingatkan tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com