Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niat dan Tata Cara Itikaf di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Kompas.com - 16/05/2020, 12:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Memasuki 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan banyak dimanfaatkan umat Islam untuk beritikaf.

Itikaf biasa dilakukan di dalam masjid. Di mana aktivitasnya beribadah untuk mencari keridhaan Allah SWT dan bermuhasabah atau introspeksi diri terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukannya.

Aktivitasnya, seperti salat wajib atau sunnah, membaca al quran, berzikir, dan sebagaianya.

Keutamaan itikaf sangat besar, terlebih menjadi bagian dari upaya meraih keutamaan Lailatul Qadar.

Pada sebuah haditsnya, Rasulullah SAW, bahkan menyatakan bahwa i’tikaf di sepuluh malam terakhir bagaikan beritikaf bersama beliau.

“Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir,” (HR Ibnu Hibban).

Baca juga: Quraish Shihab: Itikaf Selama Ramadhan Bisa Dilakukan di Rumah

Arti itikaf

Itikaf berasal dari bahasa Arab Akafa yang berati menetap, mengurung diri atau terhalangi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Itikaf merupakan berdiam diri beberapa waktu di dalam masjid sebagai suatu ibadah dengan syarat-syarat tertentu (sambil menjuahkan pikiran dari keduniaan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan).

Dikutip situs Nahdlatul Ulama (NU), secara terminologi itikaf adalah berdiam diri di masjid disertai dengan niat. Tujuannya adalah semata-mata beribadah kepada Allah SWT.

Itikaf dapat dilakukan setiap saat, termasuk pada waktu-waktu yang diharamkan salat. Hukum itikaf adalah sunnah, tapi bisa menjadi wajib apabila dinazarkan.

Hukumnya bisa haram bila dilakukan oleh seorang istri atau hamba sahaya tanpa izin.

Menjadi makruf bisa dilakukan oleh perempuan yang bertingkah dan mengundang fitnah mesti disertai izin.

Melakukan itikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan lebih diutamakan dibanding pada waktu-waktu lain.

Di mana demi menggapai keutamaan Lailatul Qadar yang waktunya dirahasiakan Allah.

Karena dirahasiakam itulah, maka siapa pun yang senantiasa mengisi malam-malam Ramadan dengan amaliah, baik wajib maupun sunnah dengan tujuan agar tidak terlewatkan.

Baca juga: 4 Tips Bugar Itikaf dari Pakar ITB

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com