Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menulis Cerpen

Kompas.com - 23/04/2020, 13:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Saat menulis cerpen perlu adanya imajinasi tentang gambaran latar cerita, baik itu yang bersifat geografis, budaya, atau latar yang sangat abstrak. Biasanya latar cerita itu meliputi tempat, waktu, dan suasana.

Alur cerita

Alur cerita merupakan rangkaian cerita yang ada dalam karya sastra. Biasanya alur cerita dibuat melalui jalinan waktu dan hubungan sebab akibat.

Secara garis besar alur cerita meliputi bagian awal (perkenalan), tengah (konflik), dan akhir (penyelesaian). Adanya tiga bagian tersebut akan membuat cerpen menjadi hidup.

Penokohan

Penokohan merupakan pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Dalam penokohan juga mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam cerita. Itu bisa sebagai gambaran yang jelas kepada pembaca cerpen.

Baca juga: Struktur dan Jenis Pantun

Sudut pandang

Sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

Sudut pandang adalah cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu.

Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik merupakan bagian luar karya sastra. Dalam cerpen unsur ekstrinsik seperti, psikologi, moral, sosial, dan religius.

Identifikasi peristiwa

Banyak sumber inspirasi yang dapat digunakan untuk menulis sebuah cerpen.

Sebuah inspirasi bisa datang dari pengalaman atau peristiwa yang dialami, baik secara pribadi atau orang lain.

Bisa juga lewat kondisi lingkungan tempat tinggal, atau khalayan yang ada pada pikiran. Biasanya yang paling sering dipakai inspirasi untuk membuat cerpen tentang pengalaman atau peristiwa yang pernah dialami.

Dalam buku Mengarang? ah, Gampang: Langkah-langkah Mudah Menulis Cerpen, Novel dan Skenario (2004) karya Langit Kresna Hariadi, ada berlimpah peristiwa dunia ini yang kita terlibat di dalamnya atau sekedar menjadi penonton.

Terlibat atau tidak terlibat, melalui mata memandang, dan melalui telingan mendengar, berbagai peristiwa itu akan bersentuhan dengan emosi.

Peristiwa-peristiwa itu dapat berasal dari peristiwa nyata, peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi.

Baca juga: Tukar Takdir, Membaca Imajinasi Kehidupan dalam 12 Cerpen

Membangun cerita

Dari berbagai peristiwa yang dialami tentunya harus diidentifikasi. Selanjutnya dipilih satu peristiwa yang mungkin paling mengesankan, membosankan, atau menjengkelkan. Dari situlah kemudian membangun cerita dan pastinya harus runut.

Menulis cerpen

Kembangkan rangkaian peristiwa yang sudah diinventarisasis menjadi cerita dengan mengembang unsur intrinsik. Penulis pastinya harus menguasai kaidah-kaidah ejaan yang berlaku (EYD).

Menyunting cerpen

Cerpen yang sudah disusun sebaiknya disunting terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk memperbaiki ejaan dan pilihan kata yang kurang tetap dalam penggunaannya.

Jadi untuk meminimalisir kesalahan dalam ejaan dan pilihan kata.  Pengarang jangan membuat pembaca kebingungan oleh pertanyaan yang bersifat teknis. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com