KOMPAS.com - Termometer sering dijumpai di laboratorium untuk mengukur suhu ketika percobaan atau di rumah sakit untuk mengukur suhu pasien.
Termometer di laboratorium biasanya menggunakan air raksa atau alkohol yang diberi warna merah.
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ada beberapa kelebihan air raksa sebagai cairan pengisi termometer, sebagai berikut:
Meskipun air raksa memiliki kelebihan tersebut, namun harganya lebih mahal dibandingkan termometer alkohol.
Alkohol membeku pada suhu -114,9 derajat selsius, sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah.
Baca juga: Suhu Puluhan Penumpang Sempat Tinggi, Petugas Terminal Kewalahan karena Tak Ada Tim Medis
Selain itu, suhu mendidih alkohol pada 78 derajat selsius, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu lebih dari 78 derajat selsius.
Alkohol bersifat membasahi dinding gelas sehingga hasil pengukurannya kurang teliti. Hal tersebut terjadi ketika perubahan suhu benda sangat cepat.
Ukuran termometer badan relatif lebih pendek daripada termometer di laboratorium.
Perbedaan tersebut ada di rentang skalanya yang berbeda. Di mana termometer badan hanya dari suhu terendah 35 derajat selsius dan tertinggi 42 derajat selsius.
Rentang suhu tersebut merupakan suhu yang sanggup ditahan oleh badan manusia.
Bangak jenis-jenis termometer yang digunakan dalam keseharian, di antaranya:
Termometer demam sering digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Termometer ini umumnya digunakan dokter untuk mengetahui suhu pasiennya.
Termometer demam memiliki skala dari 35 derajat selsius sampai 42 derajat selsius.
Bagian-bagian termometer demam terdiri dari tabung (terbuat dari kaca tipis), bagian sempit, batang kaca, dan air raksa.
Termometer dinding adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu suatu ruangan.