Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Peta, Awalnya Dibuat di Tanah

Kompas.com - 15/03/2020, 19:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Saat perjalanan jauh dan tidak tempatnya, kamu pastinya akan membawa peta untuk menunjukan arah atah jalan.

Dengan peta akan memudahkan saat perjalanan. Selain itu juga membuat kita jadi tidak tersesat.

Tahukan kamu apa itu peta dan sejarahnya?

Sejarah peta

Peta bisa dikatakan sebagai gambaran Bumi yang berada di suatu bidang datar dalam skala yang lebih kecil.

Baca juga: Rumus Skala Peta, Menghitung Jarak Sebenarnya dari Jarak di Peta

Dikutip dari National Geographic, peta merupakan representasi simbolis dari karakteristik yang dipilih dari suatu tempat, biasanya digambar pada permukaan datar.

Peta menyajikan informasi tentang dunia dengan cara yang sederhana dan visual.

Peta sudah sejak ribuan tahun lalu. Selama berabad-abad peta telah mengambil berbagai bentuk.

Peta paling awal mungkin adalah sketsa yang dibuat di tanah yang menunjukan daerah sekitarnya.

Orang-orang asli Kepulauan Marshall menggunakan serat kelapa untuk menunjukan pola gelombang antar pulau di Samudera Pasific.

Mereka menggunakan kerang untuk mewakili pulau. Nelayan di Arktik mengukir potongan kayu apung untuk menunjukan fitur pantai.

Salah satu peta tertua yang ada di dunia ditemukan di tablet batu di Spanyol pada 14.000 tahun lalu.

Orang Yunani Kuno biasanya dianggap sebagai pendiri kartografi ilmiah. Seorang astronom, matimatikawan, dan ahli geografi Yunani, Claudius Ptolemaeus pada abad ke-2 membawa pembuatan peta ke tingkat presisi.

Ia menggabungkan semua pengetahuannya tentang dunia ke dalam buku berjudul Geographic.

Baca juga: Call of Duty Mobile Musim Ke-4 Dimulai, Ada Peta dan Karakter Baru

Selama abad pertengahan di Eropa, kartografer menggambar peta yang mencerminkan kepercayaan agama. Peta umumnya dibuat sederhana dan kadang fantasis.

Pada abad kegelapan di Eropa para sarjana Arab terus menghidupkan kartografi ilmiah. Mereke melestarikan karya-karya Ptolemeus dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab.

Bahkan Kartografer Arab mampu menghasilkan globel pertama di Eropa Barat.

Pada zaman keemasan Islam, kartografer Arab menggunakan rumus matematika dan astronomi untuk membuat proyeksi peta yang berbeda.

Pada 1154, ilmuwan dan pembuat peta al-idrisi membuat peta dunia yang lebihbaik daripada peta dunia produksi Eropa.

Peta Al-Idrisi mencakup representasi seluruh benua Eurasia , termasuk Skandinavia, Semenanjung Arab, pulau Sri Lanka, dan Laut Hitam dan Laut Kaspia.

Berkembang

Pada abad ke-15, kartografer di Eropa membaik.

Perkembangan percetakan dan ukiran membuat peta yang sebelumnya dibuat dengan tangan dapat disalin dengan cepat.

Baca juga: Cara Efektif Mengemudi dengan Aplikasi Peta Digital

Adanya pelaut yang melakukan perjalanan jauh di lautan. Kemudian menambahkan tanah yang baru ditemukan dan garis pantai yang lebih rinci ke peta mereka.

Pada awal abad ke-19, peta seluruh dunia yang cukup akurat mu mulai disusun. Pada abad tersebut, kartografer menjadi lebih maju dengan perkembangan proses pencetakan yang disebut litografi.

Dilansir wonderpolis, Peta dibuat secara manual dengan tangan. Melukis di atas perkamen atau media untuk menulis yang dibuat dari kulit binatang.

Bisa kamu bayangkan bagaimana harus menggambar peta yang sama persis dan harus dilakukan berulang-ulang kali.

Seiring perkembangan alat dan teknologi membantu kartografer memeperbaiki keterampilan serta menghasilkan peta yang lebih baik.

Contoh, penemuan kompas magnetik yang memungkinkan kartografer meningkatkan kualitas dan akurasi peta.

Kemudian penemuan mesin cetak yang menyebabkan produksi massal peta, yang berarti bahwa jika satu peta yang sangat akurat dapat dibuat, banyak salinan dari peta yang sama dapat dibuat.

Bahkan dibuat peta paling modern dengan komputer yang menggunakan perangkat lunak pemetaan khusus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com