Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Sick Man of Europe, Kemunduran Turki Usmani

Kompas.com - 17/02/2020, 14:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Di abad ke-15 sampai ke-17, Kekaisaran Turki Usmani berada pada puncak kejayaannya.

Peradaban Turki Usmani sangat maju, mengalahkan kerajaan-kerajaan Eropa.

Di masa kepemimpinan Sultan Sulaiman I (1520-1566), kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan perdagangan berkembang pesat.

Namun setelah sang Sultan wafat, Turki Usmani mengalami kemunduran. Seperti peradaban hebat lainnya, Turki Usmani runtuh juga.

 Baca juga: Sejarah Berdirinya Turki Usmani

Dikutip dari Peradaban Turki (2019), ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Turki Usmani:

  • Pengganti Sultan Sulaiman I tidak ada yang cakap dalam mengendalikan sistem pemerintahan
  • Pengangkatan bawahan tidak lagi didasarkan pada kemampuan mengatur daerah, namun pada perasaan suka atau tidaknya sang sultan
  • Korupsi merajalela dan gaya hidup berfoya-foya. Sikap ini menyimpang dari ajaran Islam
  • Terjadi pemberontakan pasukan bayaran yang membangkang

Selain disebabkan kesalahannya sendiri, ada faktor eksternal yang mendorong kemunduran Turki Usmani:

  • Ancaman dari Dinasti Shafawi yang semakin kuat
  • Beberapa daerah di Semenanjung Balkan berturut-turut melepaskan diri dari Kekaisaran Usmani
  • Kekalahan dalam perang melawan Rusia di abad ke-18

Baca juga: Kejayaan Turki Usmani

Kekalahan dan kemunduran ini membuat Turki Usmani dijuluki oleh negara-negara lain sebagai The Sick Man of Europe.

Kondisi ini terus berlanjut hingga Sultan Hamid II naik tahta pada 1876.

Pemerintahannya yang otoriter memicu munculnya pemberontakan. Gerakan Turki Muda dipimpin oleh Mustafa Kemal Ataturk. Ia juga didukung oleh tentara.

Pada Juli 1908, Revolusi Turki Muda meletus. Revolusi itu berhasil menggulingkan Kekaisaran.

Turki berganti menjadi republik dengan Mustafa Kemal Ataturk sebagai presiden pertamanya.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mustafa Kemal Ataturk, Presiden Pertama Turki

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com