Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masturbasi: Dilarang Yahudi dan Dituduh Sumber Penyakit

Kompas.com - 09/02/2020, 10:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Para pemuka di gereja Katolik menjelaskan bahwa masturbasi merupakan perbuatan terkutuk karena menyia-nyiakan benih (sperma) dan sama dengan pembunuhan.

Kampanye antimasturbasi

Buku berjudul Onania yang ditulis pada 1707 oleh orang tak dikenal (anonim) sangat laku di pasaran.

Buku itu mempopulerkan asumsi bahwa masturbasi menyebabkan kerusakan atau ganguan mental, fisik, serta spiritual.

Fisikawan asal Swiss, Samuel-Auguste Tissot kemudian menulis sekuelnya pada 1758.

Ia menjelaskan bagaimana masturbasi dapat menyebabkan kegilaan akibat aliran darah berlebihan ke otak.

Masturbasi dipercaya dapat menyebabkan kepanikan, gangguan darah, konstipasi, kematian, kerusakan kelamin, hingga epilepsi.

 Baca juga: Nonton Star Wars: The Rise of Skywalker, Waspada Epilepsi Fotosensitif

Selain itu, masturbasi juga membuat sakit kepala, sakit jantung, kerusakan paru-paru, depresi, mual, jerawat, sakit mata, hingga kerusakan pendengaran.

Paham ini berkembang dari masa ke masa di berbagai belahan Eropa dan Amerika.

Beberapa ilmuwan juga berusaha menciptakan obat untuk mencegah masturbasi, tindakan penyiksaan diri atau self-abuse sebagai sumber penyakit masyarakat abad 19.

Temuan seperti helm kelamin, cincin kelamin, didesain agar penis terkena benda tajam ketika orang mulai meraba-raba kelaminnya.

Perempuan dikhawatirkan masturbasi

Puncak larangan terhadap masturbasi berlangsung di Eropa pada abad ke-19, ketika Inggris hidup di bawah Ratu Victoria yang menjunjung tinggi moralitas.

 Baca juga: Celana Dalam Ratu Victoria Akan Dilelang

Kaum puritan dan moralis di Eropa sampai melarang perempuan mengendarai sepeda, kuda, atau bekerja di mesin jahit di pabrik.

Mereka menuduh para perempuan bisa bermasturbasi dari kegiatan itu. Masturbasi dianggap penyakit yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lain.

Kemudian di akhir abad 19, bahaya masturbasi bergeser. Masturbasi tidak lagi dianggap sebagai penyebab kegilaan, namun dianggap sebagai penyebab neurosis atau gangguan jiwa. Kesalahpahaman ini terus berlangsung hingga abad 20.

Dunia baru membebaskan masturbasi dari berbagai tusuhan di era 1960-an. Amerika Serikat, disusul seluruh dunia, tak lagi membuat seks tabu.

 Baca juga: Menimbang Robot Seks, dari Niat Baik hingga Objektivikasi Manusia

Para ilmuwan di abad 20 gagal membuktikan semua tuduhan terhadap masturbasi yang diyakini selama berabad-abad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com