Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Gerilya, Taktik Perang Melawan Penjajah

Kompas.com - 26/01/2020, 08:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Bangsa Indonesia pernah menjalani perang gerilya pada masa mempertahankan kemerdekaan setelah Proklamasi, 17 Agustus 1945.

Perang gerilya adalah perang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, berpindah-pindah dan penuh kecepatan.

Gerilya merupakan salah satu strategi perang dalam perjuangan para pejuang dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Perang gerilnya dipimpin oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Perang gerilya terjadi di Yogyakarta saat Agresi Militer Belanda II pada 1948.

Baca juga: Desa Bibis dan Cerita Perencanaan Serangan Umum 1 Maret 1949

Sejarah perang gerilya

Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), perang gerilya merupakan sebuah respon atas Agresi Militer Belanda II.

Kota Yogyakarta menjadi sasaran utama penyerangan yang dilakukan oleh Belanda. Pada waktu itu Yagyakarta menjadi ibu kota Indonesia setelah Jakarta dikuasai Belanda.

Belanda kembali masuk ke Indonesia terutama di Pulau Jawa pada 14 Desember 1948. Kedatangan Belanda untuk melumpuhkan dan menghancurkan semangat militer Indonesia.

Berbagai serangan dilakukan oleh pasukan Belanda. Di Yogyakarta dilancarkan di Pangkalan Udara Maguwo, kemudian berlanjut lewat serangan darat.

Pada 19 Desember 1948, Yogyakarta mampu dilumpuhkan dan dikuasai pasukan Belanda. Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta dan beberapa pejabat Indonesia ditangkap Belanda.

Presiden Soekarno diterbangkan ke Prapat sebelum akhirnya kemudian dipindahkan ke Bangka. Sementara Wakil Presiden Moh. Hatta juga turut diterbangkan ke Bangka.

Pada 22 Desember 1948, Jenderal Soedirman meninggalkan Yogyakarta untuk gerilya.

Baca juga: Sejumlah Kisah di Balik Serangan Umum 1 Maret 1949

Taktik perang

Selama gerilya Jenderal Soedirman dan pasukan berjalan untuk berpindah-pindah tempat. Mereka berjalan cukup jauh dengan menyeberangi sungai, gunung, lembah, dan hutan.

Para pejuang juga melakukan penyerangan ke pos-pos yang dijaga Belanda atau saat konvoi. Gerilya yang dilakukan pasukan Indonesia merupakan strategi perang untuk memecah konsentrasi pasukan Belanda.

Kondisi itu membuat pasukan Belanda kewalahan. Apalagi penyerangan dilakukan secara tiba-tiba dan secara cepat.

Pasukan Indonesia juga berani masuk ke kota untuk menyerang dan menguasai kembali Yogyakarta dari penguasaan Belanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jawaban dari Soal 'Haryati Membeli 7 1/4 Kg Jeruk'

Jawaban dari Soal "Haryati Membeli 7 1/4 Kg Jeruk"

Skola
Pengertian dan 5 Contoh Soal Materi Akar Perpangkatan

Pengertian dan 5 Contoh Soal Materi Akar Perpangkatan

Skola
Pengertian Komunikasi dan Contohnya

Pengertian Komunikasi dan Contohnya

Skola
Bagaimana Masyarakat dapat Terbentuk?

Bagaimana Masyarakat dapat Terbentuk?

Skola
Mengapa Peta menjadi Hal Penting Menurut Claudius Ptolomeus?

Mengapa Peta menjadi Hal Penting Menurut Claudius Ptolomeus?

Skola
5 Kekurangan Perseroan Terbatas (PT)

5 Kekurangan Perseroan Terbatas (PT)

Skola
Mengapa Air Termasuk Zat Tunggal?

Mengapa Air Termasuk Zat Tunggal?

Skola
Garam Dapur Termasuk Senyawa Organik atau Anorganik?

Garam Dapur Termasuk Senyawa Organik atau Anorganik?

Skola
Fungsi Batang pada Tumbuhan

Fungsi Batang pada Tumbuhan

Skola
Apa Fungsi Air Ketuban pada Kehamilan?

Apa Fungsi Air Ketuban pada Kehamilan?

Skola
Pengertian, Sifat, dan Contoh dari Bilangan Berpangkat

Pengertian, Sifat, dan Contoh dari Bilangan Berpangkat

Skola
Apa Nama Benda Langit yang Berkelip Pada Malam Hari?

Apa Nama Benda Langit yang Berkelip Pada Malam Hari?

Skola
Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Mengenal 20 Sumber Makanan Protein Nabati

Skola
5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

5 Kekurangan Model Komunikasi Dance

Skola
Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Apa Tujuan Manusia Melestarikan Tumbuhan?

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com