Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Aceh Dijuluki Kota Serambi Mekkah?

Kompas.com - 19/01/2020, 16:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

Kondisi itu menjadikan kerajaan terbesar di Asia Tenggara tersebut melemah. Wibawa kerajaan semakin merosot dan mulai dimasuki pengaruh dari luar.

Bangsa barat mulai masuk ke Aceh. Ini tidak lepas adanya kesepakatan antara Inggris dan Belanda mengenai pengaturan wilayah di Sumatera.

Belanda pun ingin menguasai Aceh dan menyatakan perang terhadap perang kepada Sultan Aceh. Ini terjadi pada 26 Maret 1873 dan tantangan tersebut yang disebut "Perang Sabi".

Perang berlangsung selama 30 tahun dengan menelan jiwa yang cukup besar dan memaksa Sultan Aceh terakhir Muhd. Dengan pengakuan kedaulatan tersebut, Aceh secara resmi masuk dalam wilayah Hindia Timur Belanda (Nederlansch Oost-Indie) dalam bentuk propinsi yang sejak tahun 1937.

Kemudian berubah menjadi karesidenan hingga kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia berakhir. Pemberontakan melawan penjajahan Belanda masih saja berlangsung sampai ke pelosok- pelosok Aceh, termasuk perang melawan Jepang pada 1942.

Baca juga: Pekerja Wanita Hanya Boleh Bekerja hingga Pukul 21.00 WIB di Aceh

Bergabung dengan Indonesia

Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Aceh menjadi salah satu daerah Negara Republik Indonesia sebagai karesidenan dari provinsi Sumatera.

Pada 5 April 1948 dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1948 yang membagi Sumatera menjadi 3 Propinsi Otonom, yaitu, Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan.

Propinsi Sumatera Utara meliputi keresidenan Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli Selatan. Pada tahun 1949 Keresidenan Aceh dikeluarkan dari Propinsi Sumatera Utara dan selanjutnya ditingkatkan statusnya menjadi Provinsi Aceh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com