Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin Muson Asia-Australia: Proses dan Sistemnya

Kompas.com - 02/01/2020, 12:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

Di daerah tersebut siklus cuaca ekstrim terjadi. Terbagi menjadi dua muson yang paling mendasar, yaitu:

Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Hujan Disertai Angin Kencang Landa Wilayah Ini

Angin muson barat merupakan angin yang bertiup pada Oktober-April di Indonesia.

Angin bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, menyebabkan Australia musim panas, sehingga bertekanan minimum. Sedangkan Asia lebih dingin dengan tekanan maksimum.

Menurut hukum Buys Ballot, angin bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum.

Sehingga angin bertiup dari Asia menuju Australia. Karena angin melewati selatan khatulistiwa atau equator, maka angin dibelokkan ke arah kiri.

Pada periode ini Indonesia mengalami musim hujan, karena adanya massa uap air yang dibawa oleh angin saat melalui lautan luas di bagian utara (Samudra Pasifik dan Luat China Selatan).

Baca juga: Angin Tornado Kembali Muncul di Rote Ndao, NTT

Angin yang bertiup pada April-Oktober di Indonesia. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi utara, sehingga menyebabkan Australia musim dingin bertekanan maksimum dan Asia lebih panas dengan tekanan minimun.

Hukum Buys Ballot mengatakan angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke darah minimum, sehingga angin bertiup dari Australia menuju Asia.

Karena angin melewati utara khatulistiwa maka angin akan dibelokkan ke arah kanan.

Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau karena angin tersebut melewati gurun pasir di bangian utara Australia yang kering dan melalui lautan sempit.

Dengan adanya efek pemanasan global yang sedang terjadi, siklus angin muson menjadi kurang bisa diprediksi.

Seperti yang terjadi beberapa tahun ini, di mana seharusnya musim kemarau namun justru hujan, begitu sebaliknya. Sehingga cuaca ekstrim kerap terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com