Singapura menjadi tuan rumah SEAP Games VII untuk pertama kalinya pada 1973. Dengan peserta dari ketujuh negara anggota hadir di Stadion Nasional yang baru dan modern.
Baca juga: Jalan Takdir Li Qiujiang dan Dominasi Tim Voli Putra dalam SEA Games 2019
Namun, saat Bangkok menjadi tuan rumah SEAP Games VII pada 1975, hanya empat negara anggota yang muncul.
Sebab, masalah politik di Kamboja, Vietnam, dan Laos menghalangi partisipasi mereka dalam ajang tersebut dan tidak yakin dapat ambil bagian ke depannya.
Semangat SEAP Games menghadapi kendala berupa masalah politik di sejumlah negara anggota dan beban biaya semakin meningkat bagi negara tuan rumah.
Malaysia pun menyarankan memperluas Federasi dengan memasukkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Malaysia menawarkan untuk kembali menyelenggarakan Olimpiade dengan syarat Brunei Darussalam, Indonesia dan Filipina diundang untuk ambil bagian.
Baca juga: SEA Games 2019 Usai, Kemenpora Akan Susun Roadmap Sepak Bola Nasional
Dengan ditemukannya solusi tersebut, pada 5 Februari 1977, ketiga negara anggota baru tersebut secara resmi diterima di Federasi. Dalam kesempatan itu, hadir Ferry Sonneville dari Indonesia dan Kolonel Nereo Andolong dari Filipina.
Dengan bergabungnya anggota baru kata Semenanjung (Peninsula) pada nama federasi dan nama acara dihilangkan.
Ajang olahraga ke IX pun sudah menggunakan nama SEA Games pada 1977 di Kuala Lumpur dengan tujuh negara berpartisipasi.
Indonesia dan Filipina memberikan dukungan penuh dalam gerakan Olimpiade ini sejak menjadi anggota baru.
Sebagai anggota baru, Indonesia menjadi tuan rumah Sea Games X di Jakarta pada 1979.
Dan Filipina menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya pada SEA Games XI 1981 di Manila dengan 2.000 atlet dan perwakilan resmi ambil bagian.
SEA Games XII 1983 seharusnya diadakan di Brunei tapi diambil alih Singapura sebab Brunei sedang persiapan perayaan kemerdekaannya.
Sejak saat itu SEA Games semakin menguat.
SEA Games XIII 1985 diadakan di Bangkok, SEA Games XIV 1987 di Jakarta, SEA Games XV 1989 di Kuala Lumpur.
Pada 1989 Laos dan Vietnam kembali bergabung dalam ajang tersebut. Sehingga total atlet dan perwakilan resmi mencapai 3.160 orang.
SEA Games XVI 1991 diadakan di Manila, SEA Games XVII 1993 diadakan di Singapura, SEA Games XVIII 1995 diadakan di Chiang Mai, Thailand.
Pada 1995 itulah, pertama kalinya ajang ini diadakan di luar ibu kota negara tuan rumah. Ini juga pertama kalinya 10 negara anggota berpartisipasi dengan masuknya Kamboja kembali.
Kemudian pada tahun 2003, Timor Timur menjadi anggota Federasi.
Baca juga: Cerita SEA Games 2019, Salah Penulisan Kode Indonesia hingga Emas Pertama Polo Air...
Jumlah cabang olahraga yang tercantum dalam SEA Games semakin berkembang dari tahun ke tahun. Awal penyelenggaraan hanya ada 12 cabang olahraga saja. Saat ini terdapat 52 cabang olahraga.
Di antaranya, badminton, panah, basket, catur, tinju, biliar, sepeda, anggar, golf, judo, karate, sepakbola, renang, pencak silat, polo, pancing, tenis, tae kwondo, bola voli hingga wushu.
Pada SEA Games 2019, untuk pertama kalinya cabang olahraga e-Sports (esports, E-Sports) dengan enam games yang dipertandingkan.
E-Sports adalah singkatan dari electronic sports. E-Sports umumnya dilakukan antara para pemain profesional.
E-Sports adalah istilah untuk kompetisi permainan video (video games) dengan pemain banyak (multiplayer).
Dalam SEA Games XXX di Filipina, ada enam s-Sports yang dilombakan yaitu Mobile Legends, Dota 2, StarCraft II, Arena of Valor (AoV), Heartstone, dan Tekken 7.