KOMPAS.com – Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Apa yang dimaksud saraf parasimpatik, bagaimana cara kerja saraf parasimpatik, dan apa fungsi saraf parasimpatik?
Untuk mengetahui jawabannya, simaklah penjelasan tentang saraf parasimpatik berikut ini!
Pengertian saraf parasimpatik
Sistem saraf parasimpatik adalah salah satu dari dua sistem saraf otonom (saraf otomatis) yang mengatur respons “istirahat dan mencerna”.
Sistem saraf parasimpatik mengatur respons tubuh dalam kondisi istirahat atau rileks setelah terjadinya ketegangan yang ditimbulkan sistem saraf simpatik.
Adapun, sistem saraf parasimpatik bekerja lebih lambat daripada sistem saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik terhubung pada empat dari 12 saraf kranial yang terhubung secara langsung ke otak.
Dilansir dari Healthline, saraf kranial adalah saraf berpasangan yang bertanggung jawab atas banyak gerakan dan sensasi yang terjadi di kepala dan leher.
Fungsi saraf parasimpatik
Dilansir dari Biology LibreTexts, sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi untuk mengatur ulang fungsi organ setelah sistem saraf simpatik diaktifkan.
Sistem saraf parasimpatik mengatur respons “istirahat dan mencerna” dengan melepaskan zat kimia berupa asetilkolin pada organ yang ditargetkan.
Pelepasan asetikolin berfungsi untuk memperlambat detak jantung, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi jumlah kerja paru-paru.
Dilansir dari Physiopedia, fungsi saraf parasimpatik adalah:
https://www.kompas.com/skola/read/2023/06/08/150000169/saraf-parasimpatik--pengertian-dan-fungsinya