Simbiosis Mutualisme antara Semut dan Kutu Daun

KOMPAS.com – Contoh simbiosis mutualisme adalah interaksi antara semut dan kutu daun. Namun tahukah kamu, mengapa interaksi antara semut dan kutu daun disebut simbiosis mutualisme? Berikut adalah penjelasannya!

Semut hidup dalam koloni yang terstruktur. Dilansir dari McGill University, beberapa semut pekerja dalam suatu koloni akan berspesialisasi hanya dalam menggembalakan dan merawat kutu daun.

Semut pekerja itulah yang kemudian berinteraksi dengan kutu daun dan membangun simbiosis mutualisme.

Semut dan kutu daun saling menguntungkan

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, semut akan merawat kutu daun, melindunginya dari cuaca dan pemangsa alaminya, serta memindahkannya dari tanaman layu ke tanaman sehat untuk mendapatkan makanan.

Sebagai gantinya, kutu daun mengeluarkan zat limbah yang disebut sebagai embun madu melon. Melon memiliki rasa manis dan menjadi makanan semut.

Semut akan membelai bagian perut kutu daun menggunakan antenanya untuk memberikan stimulasi, sehingga kutu daun mengeluarkan melon. Semut kemudian akan memakan melon tersebut.

Menurut Tatsumi Kudo, dkk dalam A Symbiotic Aphid Selfishly Manipulates Attending Ants via Dopamine in Honeydew (2021), melon yang dikeluarkan kutu daun mengandung dopamin yang dapat meningkatkan agresvitas semut.

Hal tersebut menyebabkan semut sangat agresif dalam melindungi kutu daun. Ketika ada pemangsa atau parasit yang menyerang kutu daun, semut akan langsung melindunginya.

Bahkan tidak jarang semut menghancurkan telur predator kutu daun untuk memastikan keamanan mereka.

Semut akan terus merawat kutu daun. Dilansir dari Thought Co, semut juga membawa kutu daun ke sarangnya dan menyiapkan tempat dengan suhu juga kelembapan optimal bagi kutu daun hidup.

Hal tersebut menjadikan interaksi semut dan kutu daun termasuk simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan.

Di mana semut mendapatkan makanan dari kutu daun dan kutu daun mendapatkan perlidungan dari semut.