KOMPAS.com - Teori Kultivasi diperkenalkan oleh George Gerbner dan teman-temannya pada tahun 1969.
Dikutip dari buku Teori Komunikasi Massa dan Perubahan Masyarakat (2020) oleh Nurudin dan teman-teman, kultivasi atau cultivation diartikan sebagai proses kumulatif di mana televisi menumbuhkan persepsi atau keyakinan terhadap realitas sosial kepada penontonya.
Teori ini muncul pada saat perdebatan antara kelompok ilmuwan komunikasi pada saat itu. Teori Kultivasi bersifat menegaskan bahwa efek yang ditimbulkan oleh media lebi bersifat kumulatif dan berdampak pada sosial budaya daripada individu.
Teori ini secara keilmuan menunjukan bahwa televisi yang menjadi media memengaruhi pandangan atau perspektif publik terhadap kehidupan nyata atau realitas sosial.
Teori Kultivasi bergantung pada empat tahap proses, yakni:
Televisi menjadi media atau alat utama di mana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya.
Sehingga persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa tentang masyarakat dan budaya ditentukan oleh televisi.
Asumsi-asumsi Teori Kultivasi
semakin banyak orang menghabiskan waktu hidup dalam dunia televisi, semakin cenderung mereka memercayai bahwa realitas sosial kongruen dengan realitas televisi (Riddle, 2010).
Dikutip dari Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (2017) karya Richard West dan Lynn H.Turner, terdapat tiga asumsi dasar antara hubungan medium dan budaya, yaitu:
Televisi merupakan "tangan budaya utama" terhadap masyarakat kita karena televisi dapat diakses dan tersedia untuk semua orang.
Fungsi budaya utama televisi adalah untuk menstabilisasi pola sosial, untuk membudidayakan penolakan perubahan.
https://www.kompas.com/skola/read/2022/05/04/170000669/teori-kultivasi--pengertian-dan-asumsi