Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teori Jarum Suntik: Pengertian, Asumsi, Konsep, Variabel, dan Contohnya

KOMPAS.com - Teori jarum suntik atau yang biasa dikenal dengan teori hipodermik (peluru) merupakan salah satu teori dalam komunikasi massa.

Teori ini menjelaskan bahwa media massa dapat menimbulkan pengaruh yang kuat terhadap khalayak. Seperti halnya menyuntikkan obat yang langsung masuk ke dalam tubuh si penerima. 

Seperti halnya dengan menyuntikkan obat yang langsung masuk ke dalam jiwa penerima pesan (khalayak).

Dalam buku Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (1993) oleh Onong Uchjana Effendy, bila komunikator di media massa menembakan peluru yaitu pesan kepada khalayak dan dengan mudah khalayak menerima pesan yang disampaikan media disebut teori jarum suntik.

Teori jarum suntik memiliki model satu arah (one step flow), yaitu media massa langsung kepada khalayak sebagai mass audience.

Asumsi teori jarum suntik

Model ini berasumsi media massa secara langsung, cepat, dan mempunyai pengaruh yang kuat atas khalayak.

Model teori jarum suntik ini mempunyai beberapa asumsi, yaitu:

  • Media massa mampu memengaruhi khalayak dengan pesan yang disampaikan
  • Khalayak mencakup banyak dan tidak ada hubungan satu sama lain

Teori jarum hipodermik berasumsi bahwa elemen-elemen komunikasi, seperti komunikator, pesan, dan media memiliki pengaruh kuat dalam komunikasi.

Teori jarum suntik dikatakan sebagai teori peluru, karena komunikan secara pasif menerima apa yang disampiakan oleh media. 

Konsep teori jarum suntik

Ada konsep-konsep yang menarik dari model teori jarum suntik ini, di antaranya:

  • Media massa mempunyai kekuatan yang sanggup memengaruhi secara mendalam ide-ide ke dalam pikiran orang yang tidak berdaya.
  • Kalau khalayak berpendapat sama tentang suatu masalah, dikarenakan mereka memperoleh pesan-pesan yang sama dari suatu media (Schramm, 1963)

Contoh kasus dari teori jarum hipodermik yaitu khalayak sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menolak informasi setelah disampaikan oleh media massa seperti halnya disuntik obat bius melalui jarum suntik.

Variabel pesan teori jarum suntik 

Dikutip dalam buku Metode Penelitian Komunikasi (2002) oleh Jalaluddin Rachmat, variabel pesan yang memengaruji khalayak dalam menerima pesan, sebagai berikut: 

Struktur pesan 

Struktur pesan dengan pola penyimpulan. POla urutan argumentasi (mana yang lebih dulu, argumentasi yang disenangi atau tidak) dan pola obyektivitas. 

Pesan yang ditujukan untuk mengubah sikap secara halus, umumnya lebih berhasil dibandingkan pesan yang tampak jelas berusaha memanipulasi. 

Kebanyakan orang tidak mau dimanipulasi sehingga ketika sadar ada usaha yang sengaja mengubah sikap, akan langsung ditolak. 

Gaya pesan

Teknik komunikasi yang efektik adalah dengan menyampaikan kesimpulan komunikasi secara eksplisit kepada subyek yang sikapnya hendak diubah. 

Selain itu penyampaian pesan harus dibarengi dengan argumenyasi uanh mendukung sikap yang dituju. 

Appeals pesan 

Appeals pesan mengacu pada motif-motif psikologi yang terkadnung dalam pesan (rasional-emosional, fear appeals, reward appeals). 

Efektivitas isi komunikasi bersifat emosional dan rasional, bergantung pada subyek penerima pesan. 

Pesan-pesan rasional yang ingin disampaikan juga harus memenuhi aspek efektif untuk membawa perubahan sikap yang diinginkan. 

Sedangkan pesan emosional tetap memerlukan rasionalisasi untuk mengubah komponen kognitif sikap individu. 

Persuasi dapat dilakukan dengan pesan-pesan yang membangkitkan emosi yang kuat, tertama jika pesannya berisi rekomendasi negatof dari sikap yang hendak diubah. 

Contoh teori jarum suntik 

Berikut contoh peristiwa-peristiwa yang menggunakan kekuatan besar dari media massa, yaitu: 

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/16/123000769/teori-jarum-suntik--pengertian-asumsi-konsep-variabel-dan-contohnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke