Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gagasan dan Fakta dalam Teks Eksposisi

Oleh: Ranem, Guru SMPN 1 Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur

KOMPAS.com - Beberapa orang sering gagal dalam menyampaikan gagasan atau pendapat kepada orang lain. Mengapa hal itu terjadi? 

Ini mungkin karena ketika akan menyampaikan gagasan, orang tersebut tidak mampu memaparkan dengan baik. Selain itu, bisa jadi paparan yang disampaikan tidak didukung dengan fakta-fakta yang menyakinkan orang lain. 

Untuk memaparkan sebuah gagasan dalam rangka meyakinkan khalayak, kita perlu memahami cara menuangkan gagasan dan fakta dalam bentuk teks eksposisi.

Pengertian eksposisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, eksposisi merupakan kata benda yang diartikan sebagai uraian atau paparan yang bertujuan untuk menjelaskan maksud dan tujuan. Eksposisi juga diartikan sebagai pameran.

Dalam sastra, eksposisi merupakan bagian awal karya sastra yang berisi tentang keterangan tokoh dan latar. Secara umum eksposisi diartikan juga sebagai paparan.

Tujuan teks eksposisi

Menulis teks eksposisi bertujuan untuk meyakinkan orang. Dalam teks tersebut terdapat pendapat-pendapat yang digunakan untuk meyakinkan pembaca.

Peryataan ini juga terdapat pada kegiatan diskusi sehingga pendapat kita dapat diterima lawan bicara atau peserta diskusi. 

Unsur teks eksposisi

Karena tujuannya untuk meyakinkan orang lain, maka unsur utama dalam teks eksposisi adalah gagasan dan fakta.

Gagasan yang dikemukakan berupa sejumlah pendapat yang dapat berupa penilaian, saran, dorongan, atau ajakan kepada khalayak.

Supaya gagasan tersebut diterima, diyakini, dan diikuti oleh khalayak, perlu didukung dengan fakta-fakta. Keadaan atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi, berfungsi memperkuat gagasan sehingga lebih meyakinkan khalayak. 

Pola pengembangan teks eksposisi

Pola pengembangan teks eksposisi dibedakan menjadi empat, yaitu:

Pola umum khusus

Pola umum khusus menempatkan ide pokok di awal paragraf. Kalimat-kalimat selanjutnya berupa ide penjelas. Paragraf yang dikembangkan dengan pola ini disebut juga paragraf deduktif atau pola pengembangan deduktif. 

Pola khusus umum

Pola ini merupakan kebalikan dari pola umum khusus. Paragraf berpola khusus umum menempatkan ide pokok di akhir paragraf. Pola ini disebut juga dengan pola pengembangan induktif. 

Pola ilustrasi

Paragraf disebut berpola ilustrasi karena diperkuat dengan ilustrasi-ilustrasi untuk membuktikan pendapat. Biasanya gagasan yang disampaikan terlalu umum sehingga memerlukan ilustrasi konkret.

Pengalaman pribadi dapat diungkapkan sebagai contoh untuk meyakinkan kebenaran gagasan yang ditawarkan.

Pola perbandingan

Pola ini menyajikan dua hal yang diperbandingkan. Dengan perbandingan dua hal, pembaca dapat melihat persamaan dan perbedaan dilihat dari aspek tertentu. Diharapkan dengan melihat dua sisi yang dibandingkan, pembaca akan menjadi lebih yakin. 

Menyajikan teks eksposisi

Menyajikan teks eksposisi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Contoh teks eksposisi serta uraian gagasan dan fakta

Menata Obyek Wisata Pascapandemi

Obyek pariwisata dapat dikatakan mati suri selama masa pandemi. Pembatasan aktivitas termasuk penutupan obyek wisata berdampak besar bagi pengelola obyek pariwisata. Kini masa pendemi dapat dikatakan berakhir meskipun protokol kesehatan tetap harus diberlakukan secara ketat. Pembukaan kembali obyek wisata mulai diizinkan.

Vakumnya obyek wisata dalam kurun waktu hampir satu setengah tahun ini menjadikan sejumlah obyek pariwisata terbengkelai. Di sisi lain bagi sebagian pengelola, kondisi pandemi merupakan waktu yang dianggap leluasa untuk membenahi obyek pariwisata meskipun bertentangan dengan kondisi perekonomian pengelola objek pariwisata.

Penataan obyek pariwisata ternyata membawa dampak positif terhadap keberlangsungannya setelah pemerintah membuka ruang untuk masyarakat berkunjung dan berwisata. 

Dengan memperbaiki infrastruktur dan pola pelayanan sesuai kondisi saat ini, banyak wisatawan antusias mendatangi tempat-tempat tersebut setelah sekian lama terkungkung dengan kejenuhan selama pandemi.

Dunia pariwisata menggeliat dengan pesona barunya. Sementara yang tak berbenah tergilas dan tak menarik lagi. Untuk keberlangsungan dunia keariwisataan, maka penataan obyek wisata pascapandemi merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan. (Ranem)

Penjelasan gagasan dan fakta dalam uraian di atas adalah: 

Gagasan tentang pentingnya menata objek pariwisata selama masa pandemi meskipun ini dianggap bertentangan dengan kondisi perekonomian pengelola objek pariwisata, dapat dipaparkan dengan disertai argumentasi yang cukup meyakinkan.

Fakta-fakta yang terlihat kini, seperti semangat berwisata setelah masyarakat jenuh selama masa pandemi dapat dituturkan untuk meyakinkan pembaca.

Hal ini dibuktikan dengan fakta-fakta saat ini yang menunjukkan sebagian tempat berwisata yang semakin menarik dari segi penampilan fisik dibanding sebelum masa pandemi. Hal ini ternyata mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung. Sementara ada obyek pariwisata yang semakin tak terurus karena berbagai faktor. 

Secara umum pemaparan ini belum lengkap karena data pendukungnya masih kurang. Fakta yang ditampilkan juga masih belum terlihat banyak.

Namun ketika pembaca melihat kenyataan perkembangan obyek wisata di media sosial yang semakin hari semakin banyak dan begitu menarik pengunjung, paparan ini dapat diterima dengan baik. Gagasan yang ditawarkan sangat logis dan terbukti.

Media sosial yang digunakan untuk berkomunikasi selama pandemi, kini menjadi media promosi yang efektif dalam rangka memperkenalkan obyek pariwisata yang berhasil berbenah.

https://www.kompas.com/skola/read/2022/01/28/100000469/gagasan-dan-fakta-dalam-teks-eksposisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke