Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tari Rangguk, Mencerminkan Sifat Kebersamaan Masyarakat Jambi

KOMPAS.com - Seni tari daerah Jambi cukup beragam, terutama corak pada tari-tariannya. Salah satunya tari Rangguk.

Setiap tarian daerah memiliki ciri yangs esuai dengan keadaan daerah serta suku dalam kelompok masyarakat yang bersangkutan.

Dalam buku Tari Tradisi Melayu, Eksistensi dan Revitalisasi Seni (2016) oleh Muhdi Kurnia, tari Rangguk merupakan tarian traisi berasal dari Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Kata Rangguk berasal dari dua kata yang digabung menjadi satu, yaitu uhang artinya orang dan ganggong berarti angguk. Sehingga arti rangguk adalah mengangguk.

Berdasarkan sejarahnya, tari Rangguk diciptakan oleh seorang ulama setempat yang pulang sehabis menunaikan ibadah haji.

Ketika sedang menunaikan ibadah haji, beliau berkeliling Arab untuk melihat pergaulan dan tradisi yang berkembang di sana.

Salah satu hal yang menarik perhatian beliau adalah tradisi yang dimainkan generasi pemuda setempat, yaitu menabuh rebana sembari mengangguk.

Hal ini membuat beliau untuk berdakwah dengan cara menyampaikan isinya di dalam syair sambil merangguk dengan rebana agar masyarakat tertarik pada ajaran agama Islam.

Setelah wafat, tradisi merangguk masih terus hidup dalam masyarakat Kerinci hingga sekarang.

Awal perkembangan tari Rangguk ditarikan oleh kaum laki-laki pada sore hari di depan rumah. Hal tersebut sebagai sarana hiburan melepas lelah setelah seharian bekerja di sawah.

kemudian tahun 1950-an, kaum perempuan turut serta mementaskan tarian Rangguk hingga sekarang.

Tari Rangguk memiliki nilai sosial yang berarti bahu membahu dalam menyelesaikan pekerjaan atau masalah, bermusyawarah dalam mengambil keputusan, dan saling menghargai dalam hidup bermasyarakat.

Gerak dasar

Dalam jurnal Kajian dan Penanaman Nilai Sosial Melalui Pembelajaran Tari Rangguk (2019) oleh Meliza Yangsi, gerak dasar tarian ini adalah gerakan mengangguk.

Selain itu juga ada gerakan maknawi yang menggambarkan aktivitas bertani di sawah, seperti:

  1. Gerak menuai, menggambarkan kegiatan menyebar benik ke dalam petak sawak
  2. Gerak nanam, menggambarkan kegiatan menanam padi

Gerakan tersebut dilengkapi dengan gerak lembut, yaitu Litak Liu Gando Serumpun. Gerak tersebut menggambarkan gerakan tangan yang gemulai seperti pohon gando yang tertiup angin. 

https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/04/120000469/tari-rangguk-mencerminkan-sifat-kebersamaan-masyarakat-jambi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke