Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Penyebab Burung Cenderawasih Terancam Punah?

Bulu tersebut tumbuh di area paruh, sayap, dan kepalanya. Warna bulunya sangat cerah dengan kombinasi hitam, cokelat kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu.

Karena kecantikannya ini maka burung cenderawasih disebut sebagai bird of paradise yang artinya burung dari surga.

Keberadaan burung cenderawasih kian lama kian terancam. Apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi?

Karena keindahan bulunya, keberadaan burung cenderawasih kian lama kian terancam punah.

Banyak perburuan dan penangkapan liar yang dilakukan untuk tujuan perdagangan.

Dampaknya kerusakan habitat hidup di alam bebas menjadi beberapa penyebab utama kian langkanya burung yang menjadi icon Papua ini.

Dikutip buku Biologi Lingkungan (2017) karya Efri Roziaty dan kawan-kawan, burung cenderawasih terancam punah karena terus diburu.

Burung cenderawasih diburu karena memiliki bulu yang inddah, padahal hanya ditemukan di Papua.

Burung cenderawasih merupakan salah satu kelompok hewan yang hanya berada di Indonesia bagian timur meliputi wilayah Papua.

Banyak bulu cenderawasih diperdagangkan yang digunakan sebagai penghias, seperti topi wanita di Eropa.

Dikutip situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (menlhk), burung cenderawasih namanya tersohor sebagai salah satu burung terindah di dunia, sehingga dijuluki bird of paradise atau burung surga.

Tapi keberadaannya sekarang semakin sulit ditemui di alam bebas. Banyak perburuan, pembalakan liar dan konversi hutan menjadi penyebabnya.

Oleh karena itu, perhatian untuk menyelamatkan burung cendrawasih mulai menggeliat di Papua.

Itu menjadi pusat perhatian, jumlah populasinya yang sangat sedikit di alam.

Perburuan terus-menerus, juga lunturnya sakralitas cenderawasih di kalangan masyarakat adat Papua menjadi bagian dari faktor utama keprihatinan banyak pihak terhadap cenderawasih.

Perkembangbiakan lambat

Burung cenderawasih merupakan kelompok burung yang proses perkembangbiakan relatih lambat.

Cenderawasih betina hanya bertelur dua atau tiga butir dalam satu masa kawin, yang kemungkinan hanya sekali dalam satu tahun.

Apabila perburuan terus dilakukan, maka dapat dipastikan punah suatu hari nanti.

Karena ketidakseimbangan antara jumlah bayi cenderawasih yang ditetaskan dan pengambilan secara liar di alam.

Dalam sejarah sekitar tahun 1900-1930 terjadi perburuan besar-besaran burung cenderawasih kuning kecil dan apoda untuk diekspor ke Eropa.

Mungkin sejak masa inilah cenderawasih di Papua mengalami penurunan populasi yang sangat drastis.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/22/151500769/apa-penyebab-burung-cenderawasih-terancam-punah-

Terkini Lainnya

Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Skola
Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Skola
Mengenal Tokoh Rahwana

Mengenal Tokoh Rahwana

Skola
Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Skola
Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Skola
Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Skola
Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Skola
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Skola
Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Skola
Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Skola
Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Skola
Hubungan Antargatra

Hubungan Antargatra

Skola
Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Skola
Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Skola
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke