Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Banjir di Indonesia

KOMPAS.com - Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Banjir (BNPB), banjir menjadi salah satu dari tiga bencana alam yang sering terjadi di Indonesia selain tanah longsor dan puting beliung.

Penyebab banjir di Indonesia

Dikutip dari WRI Indonesia, terdapat tiga faktor utama penyebab banjir dan longsor di Indonesia yaitu:

  1. Berkurangnya tutupan pohon
  2. Cuaca ekstrem
  3. Kondisi topografis

Berikut ini penjelasan ringkasnya:

1. Berkurangnya tutupan pohon

Tutupan pohon berperan penting dalam menjaga keseimbangan hidrologis suatu DAS.

Tutupan pohon mendukung tanah untuk mampu terus menyerap air. Akar pohon membuat air lebih mudah diresap ke dalam tanah.

Berkurangnya tutupan pohon mengganggu keseimbangan hidrologis lingkungan sekitarnya.

Akibatnya, air hujan akan sulit diresap tanah dan lebih banyak aliran air di permukaan tanah.

Contoh, Global Forest Watch (GFW) mengindikasikan kehilangan 887 ha tutupan pohon di pegunungan Cyclop Papua pada periode 2001-2008.

Berkurangnya tutupan pohon di wilayah tersebut berdampak banjir di Distrik Waibu, Sentani dan Sentani Timur.

GFW juga mengindikasikan berkurangnya tutupan pohon sebanyak 1.990 ha di DAS Jeneberang Sulawesi Selatan dan 11.400 ha di DAS Bengkulu pada periode yang sama.

Kegiatan perambahan hutan dan penambangan liar yang marak telah menyebabkan kerusakan DAS di hulu sungai. Akibatnya, risiko terjadinya banjir dan longsor semakin besar.

2. Cuaca ekstrem

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya banjir di Indonesia adalah cuaca ekstrem.

Cuaca ekstrem penyebab banjir yang sering terjadi di Indonesia adalah curah hujan dengan intensitas yang tinggi (umumnya melebihi 100 mm) dalam waktu yang cukup lama.

Cuaca ekstrem juga disebab kan fenomena Osilasi Madden-Julian (OMJ), yaitu fenomena alam yang secara ilmiah mampu meningkatkan suplai massa udara basah yang mampu menyebabkan tingginya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

3. Kondisi topografis

Faktor lain penyebab banjir adalah kondisi topografis wilayah atau kemiringan lereng.

Semakin curam suatu lereng, kecepatan aliran akan semakin cepat dan akan meningkatkan daya rusak saat terjadi banjir bandang.

Kondisi topografis yang didominasi kecuraman lereng akan berakibat terbentuknya bendung alami.

Bendung alami terjadi karena adanya longsoran pada celah sempit di antara dua bukit yang menghambat aliran air sehingga air tertahan sampai pada batas volume tertentu.

Saat bendung alami tidak kuat lagi menahan volume air yang ada, maka air akan dilepaskan dengna membawa material ayng dilewatinya seperti tanah, pepohonan dan bebatuan.

Data banjir di Indonesia

Berdasarkan data BNPB, jumlah bencana banjir pada 2019 mengalami penurunan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Berikut ini data frekuensi jumlah banjir di Indonesia dalam lima tahun terakhir dikutip dari BNPB:

5 provinsi risiko tinggi banjir di Indonesia

Menurut analisis Aqueduct Global Flood Analyzer, Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terdampak bencana banjir terbesar ke-6 di dunia yaitu sekitar 640.000 orang tiap tahunnya.

Dikutip dari Indonesia Baik, berdasarkan data BNPB terdapat lima provinsi di Indonesia dengan jumlah paparan risiko bencana banjir tertinggi.

Berikut ini lima provinsi dengan risiko bencana banjir tertinggi:

1. Jawa Timur

Paparan risiko bencana banjir di Jawa Timur sebagai berikut:

2. Jawa Barat

Paparan risiko bencana banjir di Jawa Barat sebagai berikut:

  • Dampak sosial 22.103.921 jiwa.
  • Risiko fisik Rp 12,24 triliun.
  • Risiko kerugian ekonomi Rp 31,79 triliun.
  • Risiko lingkungan 23.806 ha.

3. Jawa Tengah

Paparan risiko bencana banjir di Jawa Tengah sebagai berikut:

4. Sumatera Utara

Paparan risiko bencana banjir di Sumatera Utara sebagai berikut:

  • Dampak sosial 11.492.466 jiwa.
  • Risiko fisik 16,04 triliun.
  • Risiko kerugian ekonomi Rp 23,01 triliun.
  • Risiko lingkungan 70.404 ha.

5. Riau

Paparan risiko bencana banjir di Riau sebagai berikut:

  • Dampak sosial 6.009.366 jiwa.
  • Risiko fisik Rp 10,75 triliun.
  • Risiko kerugian ekonomi Rp 32,85 triliun.
  • Risiko lingkungan 726.422 ha.
 

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/03/200000569/penyebab-banjir-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke