Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Proses Terjadinya Meteor

Meteor adalah suatu penampakan jalur jatuhnya meteroid ke armosfer bumi. Itu akibat dari oleh panas yang dihasilkan pleh tekanan ram pada saat metorid memasuki atmosfer.

Dilansir dari Kompas.com (9/9/2019), ukuran meteorit mulai dari sebutir pasir hingga semeter. Ini mampu bergerak berlawanan dengan arah gerakan bumi dengan kecepatan bisa mencapai 72 kilometer per detik.

Saat meteorit bertabrakan dengan atmosfer planet, mereka akan menjadi meteor. Kilat berapi yang dilepaskan meteor ketika mereka terbakar di atmosfer, bercahaya lebih terang dibanding Venus.

Inilah mengapa meteor dijuluki bintang jatuh. Para ahli memperkirakan lebih dari 43.500 kilogram material meteoritik jatuh ke Bumi setiap hari.

Jika meteor masuk ke atmosfer dan jatuh ke permukaan planet, benda itu berubah nama menjadi meteorit.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), jika penampakan itu akan menghasilkan ledakan seperti gemuruh senjata dan ledakan ketika mendarat.

Ketika orang-orang kuno menyaksikan pertunjukan seperti itu, mereka percaya bahwa mereka melihat bintang jatuh dari langit, dan mereka menyebut benda itu bintang jatuh atau bintang jatuh.

Ada jutaan meteor yang masuk ke dalam atmosfer bumi. Tapi sebagian besar terbakar dan habis sebelum mencapai permukaan bumi.

Terkadang meteor yang besar tidak terbakar habis saat melintasi atmosfer dan bisa jatuh ke Bumi. Itu disebut bantu bintang atau meteori, itu terdiri dari unsur-unsur kimia.

Ada tiga kelompok meteorit yang berbeda dan itu diklasifikasikan sesuai komposisinya.

  1. Kelompok pertama terdiri dari paduan besi-nikel dan disebut sebagai meteorit besi.
  2. Kelompok kedua terbuat dari batu dan itu disebut meteorit berbatu.
  3. Meteroit berbatu adalah yang paling sering diamati saat jatuh ke Bumi.
  4. Kelompok ketiga adalah campuran batu dan logam. Ini disebut meteorit berbatu-besi.

Fenomena hujan meteor

Hujan meteor yang melintasi angkasa menjadi tontonan yang indah bagi masyarakat saat malam hari.

Dilansir dari Kompas.com (12/11/2018), pada 12 November 1799 hujan meteor pertama kali terekam oleh seorang astronom Amerika Serikat, Andres Ellicott Douglass.

Dia melihat hujan meteor Leonids melalui kapal di Florida Keys dan itu menjadi inspirasi studi mengenai meteor selanjutnya.

Kemudian Douglass menulis dalam sebuah jurnal bahwa seluruh surga terlihat, seolah mendapat penerangan dari roket-reket yang beterbangan di langit.

Hujan meteori bisanya muncul pada pertengahan November. Pada 1999-2002, pernah terjadi fenomena badai meteor, karena ribuan meteor bisa disakikan setiap jamnya hingga mirip badai meteor.

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/14/143000669/proses-terjadinya-meteor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke