Alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul ini tidak hanya dikenal di Indonesia. Tapi juga di luar negeri, banyak warga negara lain yang belajar dan memainkan alat musik ini.
Gamelan sudah masuk di kehidupan sehari-hari masyarakat, seperti di saat pernikahan yang menggunakan upacara adat Jawa, mengiringi tarian hingga pertunjukan wayang.
Sejarah Gamelan
Kata gamelan berasal dari bawasa jawa "gamel" dan "an", yang artinya memukul atau menabuh. Gamelan adalah suatu aktivitas menabuh yang dilakukan oleh orang zaman dahulu, kemudian menjadi nama alat musik.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), gamelan terdiri dari Gong, Kenong, Gambang, Celempung, hingga alat musik pendamping lainnya.
Gamelan merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Semua disusun sedemikian rupa dan membentuk pakem dalam konteks permainan tradisional.
Irama musik yang keluar mencerminkan keselarasan hidup sebagai prinsip hidup yang dianut masyarakat Jawa. Gamelan didominasi dari kayu dan gangsa atau sejenis logam campuran timah dan tembaga.
Menurut orang Jawa, gamelan diciptakan oleh dewa yang menguasai daratan jawa, Sang Hyang Guru yang tinggal di Gunung Mahendra (Gunung Lawu).
Konon, dulu dipakai untuk memanggil dewa-dewa lainnya. Bunga dan dupa sering disajikan untuk mengiringi tabuhan gamelan.
Hal mistis ini dilakukan karena mereka percaya, bahwa di dalam gamelan didiami oleh roh.
Pemusik harus membuka sepatu ketika memainkan gamelan. Gamelan sangat dihormati dan tidak boleh dilangkahi karena mereka yakin roh dalam gamelan bisa marah dan mencelakai orang yang tidak menghormatinya.
Beberapa permainan pada gamelan diyakini dapat memengaruhi alam. Musisi Jawa percaya bahwa Gong Ageng menjadi roh utama dari keseluruhan gamelan.
Dilansir dari Kompas.com (24/2/2018), jika beberapa relief di Candi Borobudur menggambarkan instrumen gamelan.
Ini berati jika gamelan sudah menjadi keseharian masyarakat sejak abad ke 9. Kemudian tersentuh beragam budaya, seperti dari Eropa dan Arab.
Penabuh gamelan harus lembut. Duduknya harus bersila. Perangai penabuh tidak boleh jelalatan, harus fokus. Menabuhnya tidak boleh ugal-ugalan.
Artinya, hidup harus bisa mengendalikan diri dan menjaga sopan santun. Tidak jumawa. Dalam orkestrasi gamelan, seorang pengendang menentukan ritme gending. Dia seumpama pemimpin.
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/12/193000569/gamelan-alat-musik-tradisional-yang-mendunia