Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Makanan Fermentasi Dapat Mencegah Depresi dan Kecemasan

Kompas.com - 17/12/2023, 08:00 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan semakin menjadi perhatian utama. Banyak orang mencari cara alami untuk meningkatkan kesejahteraan mental mereka

Salah satu solusi yang menarik adalah melibatkan peran makanan dalam kesehatan mental.

Baca juga: Mengapa Makanan Fermentasi Sangat Sehat dan Bergizi?

Penelitian terbaru menemukan bagaimana Lactobacillus, bakteri yang ditemukan dalam makanan fermentasi dan yogurt, membantu tubuh mengelola stres dan dapat membantu mencegah depresi dan kecemasan.

Temuan ini membuka pintu bagi terapi baru untuk mengatasi kecemasan, depresi, dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Bagaimana Lactobacillus dapat membantu tubuh mengelola stres?

Mikroorganisme tubuh berperan menjaga kesehatan mental

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Alban Gaultier dari Universitas Virginia ini merupakan kemajuan signifikan dalam memahami peran mikroorganisme dalam tubuh kita, khususnya yang menyusun mikrobiota, dikutip dari UVA Health, Rabu (6/12/2023).

“Penemuan kami menjelaskan bagaimana Lactobacillus yang hidup di usus mempengaruhi gangguan mood, dengan menyesuaikan sistem kekebalan tubuh,” kata Gaultier.

Usus manusia secara alami menjadi habitat bagi berbagai mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus yang tak terhitung jumlahnya.

Jumlah mikroorganisme yang ada di dalam dan di sekitar tubuh kita bahkan melebihi jumlah sel tubuh itu sendiri.

Penelitian ilmiah semakin menyadari bahwa keberadaan organisme ini dan interaksi kompleksnya memegang peran penting dalam menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh, kesehatan mental, dan berbagai aspek kesejahteraan lainnya.

Baca juga: 3 Manfaat Makanan Fermentasi untuk Kesehatan

Oleh karena itu, para peneliti semakin tertarik pada potensi pemanfaatan mikrobiota untuk melawan penyakit.

Lactobacillus mampu mencegah stres

Penelitian Gaultier menemukan bahwa Lactobacillus memiliki potensi untuk membalikkan depresi pada tikus percobaan.

Dengan memfokuskan pada kelompok bakteri Altered Schaedler Flora termasuk dua strain Lactobacillus dan enam strain bakteri lainnya, para peneliti menciptakan tikus percobaan dengan atau tanpa Lactobacillus tanpa menggunakan antibiotik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Altered Schaedler Flora memberikan pemahaman lebih dalam mengenai peran Lactobacillus dalam mempengaruhi perilaku, khususnya dalam mencegah depresi dan kecemasan.

Lactobacillus dalam keluarga Lactobacillacea terbukti menjaga tingkat mediator kekebalan interferon gamma yang mengatur respons tubuh terhadap stres.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com