Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pertama di Dunia, Tenggorokan Seorang Pria Robek akibat Menahan Bersin

Kompas.com - 13/12/2023, 17:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya, seorang pria dilaporkan mengalami robek kecil di tenggorokannya setelah berusaha menahan bersin.

Peristiwa langka itu terjadi saat pria tersebut sedang mengemudikan mobilnya dalam kondisi demam. Tiba-tiba ia merasakan keinginan yang sangat besar untuk bersin, namun alih-alih melepaskan bersinnya, ia menahannya dengan mencubit hidung dan menutup mulutnya.

Hasil pemeriksaan dokter

Jika saat bersin, mulut dan hidung sama-sama tertutup, tekanan yang dihasilkan di saluran napas bagian atas bisa melebihi 20 kali lipat tekanan normal yang dihasilkan saat bersin.

Dalam kasus pria tersebut, tekanannya begitu besar sehingga terbentuk lubang berukuran 2 kali 2 mm di tenggorokannya.

Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Bersin di Gunung Everest?

Kondisi ini disadari ketika pria tersebut mulai mengalami sakit leher yang parah dan bengkak.

Ketika ia memeriksakan kondisinya di unit gawat darurat, pria itu merasakan sakit yang parah, lehernya bengkak di kedua sisi, dan dia kesulitan untuk menggerakkannya.

Saat dokter memeriksanya, mereka juga mendengar suara berderak yang samar. Namun, pria tersebut tidak mengalami masalah pernapasan, menelan, atau berbicara

Staf medis kemudian melakukan rontgen, dan hasilnya menunjukkan pria itu mengalami emfisema bedah, suatu kondisi di mana udara terperangkap di bawah lapisan jaringan terdalam di bawah kulit.

Pemindaian tomografi komputer (CT) kemudian menunjukkan bahwa robekan itu terjadi di antara tulang ketiga dan keempat, atau tulang belakang, di lehernya. Udara juga terkumpul di ruang dada di antara paru-parunya.

Baca juga: Kenapa Cahaya Terang Bisa Sebabkan Bersin?

Insiden ini dianggap sebagai laporan pertama terkait cedera semacam ini, yang dikenal sebagai perforasi trakea spontan.

Dokter menyimpulkan bahwa robekan tersebut disebabkan oleh peningkatan tekanan yang cepat di trakea saat bersin dengan hidung terjepit dan mulut tertutup.

Meskipun pria tersebut tidak memerlukan operasi dan dipulangkan setelah dua hari observasi, dan cederanya pulih sepenuhnya setelah tindak lanjut lima minggu kemudian, kejadian ini tetap dianggap sebagai peringatan penting terkait efek menahan bersin.

Robeknya tenggorokan secara spontan jarang terjadi, namun berpotensi mematikan. Hanya sedikit kasus yang pernah dilaporkan, dan biasanya disebabkan oleh trauma fisik atau cedera setelah prosedur medis, seperti operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau pemasangan selang ke tenggorokan.

Bergantung letak robekan dan apakah tanda-tanda vital pasien stabil, pembedahan biasanya diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang dialami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com