Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Terasa Dingin, Apakah Sudah Masuk Musim Kemarau?

Kompas.com - 01/07/2022, 13:30 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat di berbagai daerah Indonesia mengaku suhu di wilayahnya terasa sangat dingin, terlebih saat pagi hari.

Bahkan, suhu di wilayah dataran tinggi seperti Pegunungan Dieng, Jawa Tengah telah mencapai di bawah 0 derajat Celsius.

Kondisi suhu dingin tersebut menyebabkan munculnya butiran-butiran es yang disebut embun beku atau embun upas di atas dedaunan, rumput, atau tanah menjelang pagi.

Angin yang berhembus di sejumlah daerah terasa dingin, dibarengi dengan sifatnya yang kering.

Baca juga: Suhu Dingin sampai September, Bagaimana Cara agar Tidak Pilek?

Apakah suhu dingin menandakan musim kemarau tiba?

Terkait penyebab suhu dingin saat ini, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin membenarkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.

“Betul, sudah masuk kemarau di sebagian besar (wilayah),” ujar Miming saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/7/2022).

Berdasarkan prakiraan musim kemarau 2022 pada 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia menunjukkan sebagian besar wilayah diprediksi mengalami awal musim kemarau pada bulan April hingga Juni, sebanyak 261 ZOM atau 76,3 persen dari 342 ZOM.

Jika dibandingkan terhadap rata-rata selama 30 tahun (1991-2020), awal musim kemarau tahun ini di sebagian besar daerah yakni 163 ZOM (47,7 persen) diprakirakan mundur, sedangkan wilayah lainnya diprediksi sama terhadap rata-ratanya 90 ZOM (26,3 persen) dan maju terhadap rata-ratanya sebanyak 89 ZOM (26 persen).

BMKG menjelaskan suhu dingin di Indonesia akhir-akhir ini disebabkan karena sebagian wilayah telah memasuki musim kemarau. 

Baca juga: Meski Sekarang Suhu Dingin, Bulan Lalu Terpanas dalam 140 Tahun

Suhu dingin di permukaan tanah Dataran Tinggi Dieng mencapai minus 5 derajat celsius pada Rabu (16/9/2020) pagi. Suhu dingin ini kembali memunculkan fenomena embun upas atau embun es.Dokumentasi Sri Utami Suhu dingin di permukaan tanah Dataran Tinggi Dieng mencapai minus 5 derajat celsius pada Rabu (16/9/2020) pagi. Suhu dingin ini kembali memunculkan fenomena embun upas atau embun es.

Puncak musim kemarau

Puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah diprakirkan terjadi pada Agustus mendatang.

Dijelaskan bahwa posisi geografis Indonesia yang strategis terletak di daerah tropis di antara Benua Asia dan Benua Australia, di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, dilalui garis khatulistiwa yang terdiri dari pulau dan kepulauan membujur dari barat ke timur, serta dikelilingi lautan luas.

Dari posisi tersebut, wilayah Indonesia memiliki tingkat keragaman cuaca dan iklim yang tinggi.

Keragaman iklim juga dipengaruhi oleh Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD), fenomena regional seperti sirkulasi angin monsum Asia-Australia, daerah pertemuan angin antar tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan kondisi suhu permukaan laut sekitar wilayah Indonesia.

Baca juga: Suhu Dingin Landa Wilayah Jawa, Ini Saran Dokter

Turun hujan di tengah musim kemarau

Meskipun sebagian besar telah memasuki musim kemarau, masih dilaporkan turunnya hujan di sejumlah derah.

Miming menambahkan, beberapa hari terakhir terdapat beberapa faktor dinamika atmosfer yang cukup signifikan menimbulkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan.

“Sehingga hujan terjadi di beberapa wilayah yang notabene akan mulai memasuki awal musim kemarau,” jelasnya.

Adapun dinamika atmosfer tersebut meliputi fenomena gelombang atmosfer mJO dan gelombang Rossby yang cukup aktif di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah, serta pola belokan dan konvergensi angin juga terjadi di beberapa wilayah.

“Hal ini tentunya dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan untuk beberapa hari ke depan,” pungkas Miming.

Baca juga: BMKG Ungkap 3 Pemicu Suhu Udara Dingin meski Masuk Musim Kemarau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com