Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Abrasi, yang Sebabkan Puluhan Rumah di Minahasa Selatan Tenggelam?

Kompas.com - 16/06/2022, 17:01 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 20 rumah warga dan jembatan di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara ambles tenggelam dikarenakan abrasi laut pada 15 Juni kemarin.

Lokasi bencana terjadi di dua kelurahan yang terletak di Kecamatan Amurang, yaitu Kelurahan Bitung dan Kelurahan Uwuran Satu.

Bencana yang terjadi tidak menimbulkan korban jiwa, tapi sejumlah bangunan dan infrastruktur di pesisir pantai dipastikan rusak.

Baca juga: Apa Perbedaan Erosi dan Abrasi?

Apa itu abrasi?

Abrasi adalah suatu proses alam berupa pengikisan tanah di daerah pesisir pantai yang disebabkan ombak dan arus laut bersifat merusak. Terkadang, abrasi disebut sebagai erosi pantai.

Salah satu kerusakan garis pantai ini dapat dipicu karena terganggunya keseimbangan alam di daerah pantai tersebut. Meskipun umumnya abrasi diakibatkan oleh gejala alam, sebenarnya cukup banyak perilaku manusia yang juga ikut menjadi penyebab abrasi pantai.

Sederhananya abrasi adalah pengikisan di daerah pantai akibat gelombang dan arus laut yang sifatnya destruktif atau merusak.

Dikarenakan adanya pengikisan tersebut, sehingga menyebabkan berkurangnya daerah pantai, di mana wilayah yang paling dekat dengan air laut menjadi sasaran pengikisan.

Abrasi yang dibiarkan, akan terus mengikis bagian pantai dan air laut bisa membanjiri daerah di sekitar pantai tersebut.

Penyebab abrasi

Secara umum terdapat dua penyebab abrasi yaitu faktor alam dan faktor manusia, dengan definisi berikut ini:

- Faktor alam

Faktor alam yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi antara lain seperti pasang surut air laut, angin di atas lautan, gelombang laut serta arus laut yang sifatnya merusak.

Faktor alam yang menyebabkan abrasi ini tidak dapat dihindari karena laut memiliki siklusnya tersendiri.

Dalam suatu periode tertentu, angin akan bertiup sangat kencang sehingga menghasilkan gelombang dan arus laut yang besar dan dapat menyebabkan pengikisan pantai.

Baca juga: Atasi Abrasi dengan Mangrove, Taraf Hidup Masyarakat Ikut Meningkat

 

- Faktor Manusia

Ada beberapa perilaku manusia yang turut andil menyebabkan terjadinya abrasi pantai, salah satunya adanya ketidakseimbangan ekosistem laut, di mana terjadi eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh manusia terhadap kekayaan sumber daya laut seperti ikan, terumbu karang, dan biota lainnya.

Hal tersebut menyebabkan, jika terjadi arus atau gelombang besar, maka akan langsung mengarah ke pantai yang dapat menimbulkan abrasi.

Pemanasan global juga menjadi salah satu pemicu abrasi pantai, seperti aktivitas kendaraan bermotor atau dari pabrik-pabrik industri serta pembakaran hutan.

Asap asap yang menghasilkan zat karbon dioksida tersebut akan menghalangi keluarnya panas matahari yang dipantulkan oleh bumi.

Akibatnya, panas akan terperangkap di lapisan atmosfer yang dapat menyebabkan suhu di bumi meningkat.

Adanya kenaikan suhu di bumi, membuat es di kutub akan mencair dan permukaan air laut akan mengalami peningkatan yang dapat mempengaruhi wilayah pantai yang rendah.

Selain itu, kegiatan penambangan pasir yang dilakukan oleh manusia secara besar-besaran juga menjadi faktor penyebab abrasi pantai, karena berpengaruh secara langsung terhadap kecepatan dan arah air laut saat menghantam daerah pantai.

Perlu diketahui, jika tidak membawa pasir, maka kekuatan untuk menghantam pantai semakin besar.

Baca juga: Gempa Banten Satu Kali Susulan, Pahami Cara Selamatkan Diri Saat di Mobil, Pantai, hingga Gedung

Dampak Abrasi

Abrasi dapat berdampak terhadap penyusutan garis pantai, sehingga lahan daratan utama semakin berkurang. Ini dapat membahayakan masyarakat pesisir yang tinggal di pinggir pantai.

Terjadinya abrasi juga akan merusak hutan bakau di sepanjang pesisir pantai, yang selanjutnya dapat memperbesar resiko bencana. Kerusakan hutan bakau akan berakibat terhadap berkurangnya sumber daya ikan dan plasma nutfah.

Abrasi dapat diantisipasi dengan beberapa hal, sebagai berikut:

1. Menanam pohon bakau

Pohon bakau merupakan jenis pepohonan yang akarnya dapat menjulur ke dalam air pantai.

Biasanya, pohon bakau ditanam sejajar garis pantai untuk sekaligus membatasi daerah air dengan daerah pantai yang berpasir.

Akar pohon bakau yang kuat akan menahan gelombang dan arus laut yang mengarah ke pantai, agar tidak menghancurkan bebatuan dan tanah di daerah pantai.

Baca juga: Manfaat Belimbing untuk Kesehatan, dari Antikanker hingga Kesehatan Jantung

2. Memelihara terumbu karang

Pencegahan abrasi juga dapat dilakukan dengan pemeliharaan terumbu karang, dikarenakan terumbu karang memiliki fungsi sebagai pemecah gelombang.

Apabila ekosistem terumbu karang diperbaiki, maka dapat meminimalisir terjadinya abrasi.

3. Melarang penambangan pasir

Penanggulangan ini merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah daerah dan pusat yang harus tegas melarang kegiatan penambangan pasir di daerah-daerah tertentu, yaitu melalui peraturan pemerintah.

Pencegahan abrasi dapat dilakukan bila persedian pasir di lautan masih memadai, sehingga gelombang air tidak menyentuh garis pantai.

Baca juga: Muka Tanah di Pesisir Kota Semarang Menurun, Apa Penyebabnya? Ini Kata Pakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com