Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencegah "Stunting" Tidak Tunggu Anak Lahir, bahkan Bisa Dilakukan Sebelum Menikah

Kompas.com - 28/01/2022, 10:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Hasto memaparkan, saat ini masih tinggi jumlah remaja putri usia 15-19 tahun dengan kondisi berisiko kurang energi kronik sebebsar 36,3 persen.

Tidak hanya itu, wanita usia subur 15-49 tahun dengan risiko kurang energi kronik masih 33,5 persen dan mengalami anemia sebesar 37,1 persen.

Seperti diketahui, tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum menikah sampai pada saat perempuan itu hamil berpotensi menghasilkan anak stunting.

Hasto menambahkan, jika melihat data saat ini setiap harinya ada sekitar 6.000 pasangan. Maka, semua calon pasangannya harus diperiksa dengan lima hal di atas.

Sementara itu, saat seorang perempuan hamil, dokter bertanggung jawab akan terus memeriksa kebutuhan gizi ibu dan janin di dalam perutnya.

Sampai si ibu hamil melahirkan, bayinya juga tidak boleh lepas dari pemeriksaan dan pengawasan kebutuhan asupan gizi terbaik untuk tumbuh kembang otak dan fisik anak itu.

Baca juga: IDAI: ASI Ekslusif Penting untuk Mencegah Stunting pada Anak

 

Program pendampingan dan konseling cegah stunting

Untuk mempersiapkan pasangan yang akan menikah atua calon pengantin, BKKBN membuat program wajib pendampingan, konseling, dan pemeriksaan yang dilakukan mulai tiga bulan sebelum menikah.

Menurut Hasto, salah satu fokus dalam pemeriksaan lingkar lengan atas, tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, dan Hemoglobin (Hb) tersebut.

Diharapkan program pendampingan ini dapat membantu meningkatkan pemenuhan gizi calon pengantin atau calon pasangan usia subur untuk mencegah energi kronik dan anemia supaya faktor risiko stunting bisa teridentifikasi dan dihilangkan sebelum menikah dan hamil.

Program pendampingan ini tidak hanya berhenti sampai 3 bulan sebelum pasangan menikah saja, melainkan dokter kandungan akan membantu mendampingi dan memberikan konsultasi selama masa hamil, serta akan ada pendampingan pula selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari bidan, PKK, dan penyuluh setelah ibu melahirkan bayinya.

"Pre-wedding itu mahal, pra-konsepsi itu murah loh, ada yang gratis juga," kata dia.

Jadi, diharapkan daripada fokus hanya untuk mempersiapkan pergelaran acara pernikahan saja, Hasto menyarankan agar setiap pasangan juga fokus ke kondisi tubuh ideal pasangan sebelum pernikahan terjadi.

Baca juga: Ketahui, Begini Komposisi Pangan Seimbang untuk Mencegah Stunting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com