Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cacing Parasit yang Bisa Hidup di Tubuh Manusia

Kompas.com - 20/12/2021, 20:45 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Parasit adalah organisme yang hidup di dalam dan memakan inang yang hidup. 

Ada berbagai jenis cacing parasit yang dapat hidup pada manusia, di antaranya adalah cacing pipih, cacing berduri, dan cacing gelang.

Risiko infeksi parasit lebih tinggi di tempat-tempat yang kemungkinan makanan dan air minumnya terkontaminasi karena sanitasi yang buruk.

Parasit yang hidup di dalam tubuh kerap tidak disadari karena tidak menimbulkan gejala yang signifikan.

Adapun gejala yang mungkin dialami akibat parasit adalah mual, kurang nafsu makan, diare, sakit perut, penurunan berat badan, dan lemas.

Baca juga: Cacing Penis Prasejarah, Gunakan Cangkang Bekas Hindari Predator

Cacing parasit yang bisa hidup di tubuh manusia

Dilansir dari Healthline, berikut adalah 5 cacing parasit yang bisa hidup di tubuh manusia dan kerap menyebabkan infeksi:

1. Cacing pita

Seseorang bisa terinfeksi cacing pita, yang merupakan jenis cacing pipih, dengan meminum air yang terkontaminasi telur atau larva cacing pita. 

Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang adalah cara lain cacing pita bisa masuk ke tubuh manusia.

Cacing pita menanamkan kepala mereka ke dinding usus. Dari sana, cacing pita jenis tertentu dapat menghasilkan telur yang matang, menjadi larva, dan bermigrasi ke bagian tubuh lain.

Sesuai dengan namanya, cacing pita terlihat seperti pita putih panjang. Mereka dapat tumbuh hingga 80 kaki dan hidup dalam tubuh manusia selama 30 tahun.

Baca juga: Hewan Tembiluk, Cacing Papua yang Dipercayai Menjadi Obat Malaria

2. Cacing isap

Cacing isap adalah salah jenis cacing pipih. Manusia lebih kecil kemungkinannya terinfeksi cacing ini dibandingkan hewan. 

Selada air mentah dan tanaman air tawar lainnya adalah sumber utama masuknya cacing ke tubuh manusia. Seseorang juga bisa mendapatkannya ketika minum air yang terkontaminasi.

Cacing isap biasanya membuat rumah di usus, darah, atau jaringan tubuh. 

3. Cacing tambang

Cacing tambang ditularkan melalui kotoran dan tanah yang terkontaminasi. 

Cara paling umum untuk melakukan kontak dengan jenis cacing gelang ini adalah dengan berjalan tanpa alas kaki di tanah yang dipenuhi larva cacing tambang karena cacing tambang dapat menembus kulit.

Baca juga: Cara Cacing Tanah Berkembang Biak

Cacing tambang hidup di usus kecil, di mana mereka menempelkan diri ke dinding usus dengan "kait". 

4. Cacing kremi (cacing benang)

Cacing kremi adalah cacing kecil yang tidak berbahaya. Mereka lebih sering menginfeksi anak-anak.

Cacing gelang ini, ketika matang sepenuhnya, hidup di usus besar dan rektum. Betina bertelur di sekitar anus dan biasanya pada malam hari.

Telur cacing kremi sangat kecil sehingga ia bahkan bisa dihirup jika sudah mengudara. 

Meskipun infeksi cacing kremi biasanya tidak berbahaya dan mudah diobati, ada kasus cacing kremi yang kurang umum di usus buntu yang biasanya juga terjadi pada anak-anak dan jarang ditemukan pada orang dewasa.

Baca juga: Mengapa Cacing Mempunyai Permukaan Kulit yang Selalu Basah?

Satu artikel jurnal menemukan, cacing kremi dapat menjadi penyebab langka radang usus buntu akut.

Artikel pada jurnal lain mencatat bahwa cacing kremi di jaringan usus buntu yang diangkat melalui pembedahan jarang ditemukan, dan peneliti juga menyatakan bahwa infeksi parasit jarang menyebabkan radang usus buntu akut.

Namun, artikel ini mencatat bahwa gejala infeksi parasit usus mungkin menyerupai gejala yang terlihat pada radang usus buntu akut

5. Cacing trikinosis

Cacing gelang trikinosis ditularkan di antara hewan. Cara paling umum manusia mendapatkan trikinosis adalah dengan makan daging setengah matang yang mengandung larva. 

Saat cacing ini bereproduksi, larva tersebut dapat melakukan perjalanan ke luar usus dan menuju ke dalam otot atau jaringan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com