Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Covid-19 Nataru Bisa Capai 430 Persen, Jangan Abai Prokes

Kompas.com - 22/11/2021, 16:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Satgas Penanganan Covid-19 memprediksi lonjakan Covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) bisa mencapai 430 persen.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi mengatakan lonjakan kasus Covid-19 tersebut diprediksi akan bertahan hingga Maret 2022.

Lebih lanjut Sonny mengatakan dalam rilisnya, Senin (22/11/2021), bahwa lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia tersebut dapat terjadi apabila masyarakat lengah atau abai terhadap protokol kesehatan (prokes).

Selain itu, penyebab lonjakan kasus Covid-19 Nataru dapat terjadi karena lemahnya vaksinasi, serta turunnya upaya 3T (tracing, testing, treatment).

"Upaya terbaik adah dukungan masyarakat. Jangan halu dulu, terus patuhi protokol kesehatan, pandemi belum berlalu cepat," kata Sonny dalam Katadata x Google News Initiative 'Jangan Halu, Pandemi Belum Berlalu', Senin (22/11/2021).

Baca juga: LIPI: Kemungkinan Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia karena Varian Delta

 

Sonny berharap agar masyarakat dapat mempertahankan upaya pencegahan Covid-19 dengan selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat, guna mengantisipasi lonjakan Covid-19 yang diprediksi terjadi saat libur Nataru.

Sebab, menurutnya, Indonesia saat ini, sudah berhasil menurunkan kasus Covid-19 dengan cukup cepat dalam dua setengah bulan terakhir.

Penurunan kasus Covid-19, menurut data yang disampaikan Sonny, dari kasus harian lebih dari 56.000 kasus, pada 15 Juli 2021 turun menjadi 314 kasus.

Skor kepatuhan prokes Covid-19 turun

Lebih lanjut menurut Sonny, skor kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3 M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) setiap minggu cenderung stabil sejak akhir September 2021.

Namun, ia mengatakan bahwa sejak awal November 2021, ditemukan skor kepatuhan prokes 3M sedikit menurun. Oleh karenanya, dengan diprediksi lonjakan kasus Covid-19 saat Nataru yang mencapai 430 persen ini, ia berharap agar masyarakat jangan abai protokol kesehatan (prokes).

Baca juga: Varian Delta yang Picu Lonjakan Covid-19 di Seluruh Dunia, Ini yang Perlu Diketahui

Seorang warga melakukan tes cepat atau rapid test antigen di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (22/12/2020). PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo membuka layanan tes cepat atau rapid test antigen bagi calon penumpang jasa penerbangan serta masyarakat umum sebagai upaya antisipasi dan menekan transmisi virus COVID-19 saat liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGRO Seorang warga melakukan tes cepat atau rapid test antigen di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (22/12/2020). PT Angkasa Pura I Bandara Adi Soemarmo membuka layanan tes cepat atau rapid test antigen bagi calon penumpang jasa penerbangan serta masyarakat umum sebagai upaya antisipasi dan menekan transmisi virus COVID-19 saat liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.

Menurut data 16-21 November 2021 menunjukkan tingkat kepatuhan protokol kesehatan masyarakat terhadap mencuci tangan adalah 7,91.

Sedangkan skor kepatuhan prokes menjaga jarak fisik adalah 7,87, serta memakai masker skor kepatuhan 7,86. Ini menunjukkan adanya kepatuhan prokes Covid-19 menurun.

Padahal, data 26 Oktober-1 November 2021 menunjukkan tingkat kepatuhan mencuci tangan adalah 8,25, menjaga jarak skor kepatuhan 8,08 dan memakai masker dengan skor kepatuhan sebesar 8,25.

"Seminggu lalu sempat terjadi penurunan sehingga kita berupaya mendorong kepatuhan protokol kesehatan melalui berbagai cara. Seperti bina perubahan perilaku, menggandeng public figure, menggunakan sosmed secara masif," papar Sonny.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane juga mengingatkan agar masyarakat tidak lengah dan terbuai dengan angka penurunan kasus Covid-19 saat ini.

Baca juga: 4 Strategi Menkes Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia

 

Masdalina juga mengajak agar masyarakat tetap patuh protokol kesehatan Covid-19 dengan menerapkan 3M, sebab Covid-19 belum usai dan masih menjadi perhatian semua pihak.

"Jangan sampai penerapan 3M mengikuti naik turunnya kasus," imbuhnya.

Tak hanya itu, Masdalina juga menyarankan kepada semua pihak untuk tidak perlu membuat inovasi-inovasi yang bukan merupakan standar pengendalian Covid-19 secara global.

Menurutnya, apabila kembali terjadi peningkatan kasus Covid-19, upaya satu komando 'Stay at Home' menjadi penting, namun dengan tidak membuat kriteria tak mendasar, sehingga akhirnya sulit dilaksanakan di lapangan.

"Stay at home dua kali masa inkubasi terpanjang, tapi benar-benar stay at home, bukan sekedar narasi saja," jelas Masdalina.

Baca juga: Varian B.1.1.7 Picu Lonjakan Covid-19 di Thailand, Berikut 4 Hal tentang Varian Inggris Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com