Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang dengan Autoimun Boleh Divaksin Covid-19, asalkan Punya Ini

Kompas.com - 25/08/2021, 13:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang dengan Autoimun (Odai) memiliki peluang yang terbatas untuk mendapatkan vaksinasi, termasuk vaksin Covid-19. Namun, Odai masih boleh divaksin Covid-19 asalkan punya surat keterangan dari dokter penanggung jawabnya.

Hal ini dikarenakan, dalam upaya mencegah dari infeksi Covid-19, setiap orang diwajibkan untuk menjaga dan meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh dirinya.

Sedangkan penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan menyerang organ-organ tubuh sendiri. 

Ketua Dewan Pembinca Marisza Cardoba Foundation (MCF) Prof DR dr Iris Rengganis SpPD K-AI FINASIm mengatakan, meskipun peluang vaksinasi bagi Odai terbatas, bukan berarti tidak boleh sama sekali.

Baca juga: Mengenal Penyakit Autoimun dan Gejalanya

“Tidak semua vaksin, termasuk Moderna, Pfizer, AstraZeneca, atau Sinovac, cocok bagi Odai. Maka, setiap Odai wajib membawa surat keterangan layak vaksinasi dari dokter yang merawat," kata Iris dalam diskusi daring bertajuk "Keamanan dan Efektivitas Vaksin pada Odai", Sabtu (21/8/2021).

Iris menjelaskan, surat keterangan tersebut biasanya diberikan setelah dilakukan pemeriksaan intensif oleh dokter dengan mencantumkan bahwa penyakit autoimunnya terkontrol.

Selain itu, dalam surat keterangan dokter penanggung jawab Odai juga harus menyertakan rekomendasi jenis vaksin yang paling sesuai. Ini mengingat Odai tergolong kelompok individu yang rentan.

Rekomendasi jenis vaksin tersebut diharapkan akan membantu Odai supaya suntikan dosis vaksin yang ada bisa menciptakan antibodi sebagai pertahanan diri Odai jika suatu saat tanpa tahu terinfeksi Covid-19.

Bidang Publikasi Ilmiah MCF, Dr dr Stevent Sumantri DAA SpPD, K-AI mengatakan, rekomendasi jenis vaksin itu juga dimaksudkan untuk meminimalisasi Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) setelah Odai disuntik dosis vaksin yang ada.

"Reaksi terhadap terhadap satu jenis vaksin yang sama bisa sangat berbeda pada tubuh Odai satu dengan lainnya, sangat individual. Ada yang tidak mengalami KIPI sama sekali, ada juga yang timbul reaksi berat,” ujarnya.

Berdasarkan, data jurnal Nature Spanyol menjelaskan, dari 910 Odai yang menerima vaksin, tidak ditemukan efek samping sedang atau berat pada mereka yang menerima vaksin CoronaVac (Sinovac). 

 

Namun, kadar antibodi sedikit lebih rendah dari yang non-autoimun. 

Sedangkan pada mereka yang menerima vaksin Moderna, Pfizer, dan AstraZeneca cukup banyak yang efek sampingnya berat serta terjadi kekambuhan autoimunitas.

Akan tetapi, Stevent menyampaikan bahwa risiko efek samping yang dialami Odai setelah vaksinasi Covid-19 itu lebih baik daripada tidak divaksin sama sekali karena infeksi Covid-19 pada Odai bisa berujung kematian.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Penyakit Autoimun yang Perlu Diketahui

"Covid-19 memberikan risiko infeksi dan kematian lebih tinggi pada Odai. Vaksinasi Covid-19 memberikan dampak rasa aman dan peningkatan kualitas hidup mereka," tegas Stevent.

Sebagai informasi, Marizca Cardoba Foundation (MCF) adalah organisasi nirlaba yang menjadi mitra pemerintah untuk mengedukasi pentingnya penerapan pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan autoimun dan meningkatkan kualitas kesehatan penyintasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com