KOMPAS.com – El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Pemanasan SML meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik bagian tengah hingga mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Secara sederhana, dampak fenomena El Nino adalah memicu terjadinya kekeringan di wilayah Indonesia.
Selengkapnya, berikut adalah 4 fakta fenomena El Nino, dilansir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG):
1. Pengamatan fenomena El Nino
Fenomena El Nino diamati dengan menganalisis data-data atmosfer dan kelautan yang terekam melalui weather buoy, yaitu alat perekam data atmosfer dan lautan yang bekerja secara otomatis dan ditempatkan di samudera.
Baca juga: Dampak Fenomena El Nino dan La Nina bagi Iklim di Indonesia
Di Samudera Pasifik, setidaknya terpasang lebih dari 50 buoy yang dipasang oleh lembaga penelitian atmosfer dan kelautan Amerika sejak tahun 1980-an.
Melalui alat ini, data suhu permukaan laut dapat tercatat sehingga kemunculan El Nino dapat dipantau.
2. Tidak terjadi secara tiba-tiba
Fenomena El Nino bukanlah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba. Proses perubahan suhu permukaan laut yang biasanya dingin menjadi hangat membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.