Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Gempa Tojo Una-Una, 36 Kali Susulan hingga Sejarah Panjangnya

Kompas.com - 27/07/2021, 12:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bumi tektonik telah mengguncang wilayah Kabupaten Tojo Una-una, Provinsi Sulawesi Tengah sejak Senin (26/7/2021) pagi hingga Selasa (27/7/2021) sebanyak 36 kali.

Sebagai informasi, sejak pukul 10.52 WIB, Senin (26/7/2021), gempa bumi bermagnitudo M 5,9 yang setelah dilakukan pemutakhiran magnitudo gempa bumi tersebut menjadi M 5,8 mengguncang Teluk Tomini, Kabupaten Tojo Una-una.

Episenter gempa pagi itu terletak pada koordinat 0,74 derajat LS dan 121,88 derajat BT, dan lokasi tepatnya berada di laut pada jarak 55 km arah Timur Laut Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 kilometer.

Selanjutnya, gempa bumi tektonik kembali terjadi di Teluk Tomini Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah pada pukul 19.09 WIB, Senin (26/7/2021).

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempabumi malam itu berkekuatan M 6,5 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi  M 6,3.

Baca juga: Lagi, Gempa M 6,5 Guncang Sulawesi Tengah, Warga Diimbau Jauhi Pantai

Episenter gempa M 6,3 ini terletak pada koordinat 0,77 derajat LS dan 121,95 derajat BT.

Ini artinya lokasi tepatnya berada di laut pada jarak 58 km arah Timur Laut Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 kilometer.

Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, rentetan gempa bumi ini juga disusul aktivitas gempa susulan, tetapi tidak berpotensi tsunami.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hingga Selasa pagi 27 Juli 2021 BMKG mencatat sebanyak 36 kali gempa susulan dengan magnitudo kurang dari 5,0," kata Daryono kepada Kompas.com, Selasa (27/7/2021).

Dijelaskan Daryono, jika gempa magnitudo 6,3 tadi malam pukul 19.09 WIB diasumsikan sebagai gempa utama (mainshock) dan gempa magnitudo 5,8 kemarin siang pukul 10.52 WIB merupakan gempa pembuka (foreshock), dan rentetan gempa hingga pagi ini merupakan gempa susulan (aftershocks), maka gempa Tojo Una Una ini memiliki tipe Foreshock-Mainshock-Aftershocks.

"Jika memperhatikan peta sebaran aktivitas gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) di wilayah Sulawesi, tampak bahwa zona gempa di Tojo Una Una ini aktivitas gempa dangkalnya cukup aktif," ujarnya.

 

Gempa dangkal ini terjadi akibat adanya aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sumber pergerakan turun (normal fault) di dasar laut. 

Ia menegaskan, gempa Tojo Una Una adalah murni gempa tektonik akibat aktivitas sesar aktif dan tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Colo yang merupakan gunungapi di Kabupaten Tojo Una Una.

Dampak gempa bumi Toko Una-una

Tadi malam, BMKG mengingatkan agar masyarakat di pesisir Bolaang dan Bunta diminta untuk segera menjauhi pantai, serta mengupayakan agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Serta, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah.

Terutama untuk wilayah yang sudah terdampak dan merasakan getaran gempa bumi ini meski dengan skala berbeda-beda.

Seperti masyarakat wilayah Ampana yang merasakan getaran gempa dengan skala intensitas V-VI MMI, di mana getaran dirasakan oleh semua penduduk dan kebanyakan semua terkejut dan lari keluar.

Selain itu, getaran gempa bumi ini juga dirasakan oleh masyarakat di daerah Luwuk, Poso, dan Morowali dengan skala intensitas V MMI. Kondisi gempa dengan skala kekuatan ini, getarannya dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun.

Berikutnya, juga dirasakan oleh masyarakat di daerah Bolmong Selatan, Bolmong Timur, Kotamobagu, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Buol, Bone Bolango, Pohuwato dengan skala intensitas III-IV MMI. Getaran akibat guncangan gempa bumi ini bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Getaran juga meluas ke wilayah Tomohon, Manado, Ratahan, Bobong, Konawe Utara, Kolaka Utara, Masamba dengan skala intensitas II-III MMI, dengan kondisi getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu.

Sedangkan, wilayah Mamuju Tengah, Polewali juga merasakan getaran gempa bumi dengan skala intensitas MMI. Diketahui getaran dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Gempa ini menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa rumah warga," kata dia.

Namun, minimnya dampak kerusakan di Tojo Una Una ini diduga disebabkan karena karakteristik kondisi batuan di wilayah tersebut yang keras sehingga terjadi peredaman (de-amplifikasi) guncangan gempa.

Sejarah gempa bumi di Tojo Una-una

Di sekitar pusat gempa Tojo Una Una magnitude 6,3 malam ini, sejarah mencatat pada masa lalu telah terjadi lebih dari 7 kali gempa kuat seperti pada:

  • 23 Februari 1923 (M 6,5),
  • 1 Desember 1927 (M 6,3),
  • 30 Juni 1964 (M 6,6),
  • 11 Oktober 1964 (M 6,2),
  • 23 April 1966 (M 6,5),
  • 4 Februari 1969 (M 6,1),
  • 15 Maret 2015 (M 6,1).

Ditambah gempa terbaru saat ini M 6,3 maka jumlah gempa kuat yang pernah terjadi menjadi sebanyak 8 kali.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5,9 Guncang Sulawesi Tengah Terasa Hingga Palu

Jika memperhatikan peta tektonik, kata Daryono, rentetan catatan sejarah gempa kuat ini tampak berada pada jalur Sesar Balantak yang berarah barat timur.

Namun, untuk memastikan pembangkit gempa Tojo Una Una saat ini masih perlu dikaji lebih mendalam.

Masyarakat dihimbau agar tetap tenang tetapi waspada dan tidak mempercayai berita bohong terkait dugaan dan prediksi bencana dari pihak-pihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com