KOMPAS.com - Seperti diberitakan sebelumnya, prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sepekan ke depan menunjukkan adanya potensi hujan lebat hingga sedang di sejumlah wilayah yang bisa mengakibatkan banjir bandang.
Tak cuma hujan lebat hingga banjir bandang, BMKG juga mengamati adanya potensi gelombang tinggi di beberapa titik perairan Indonesia.
Hal tersebut berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer-laut yang menunjukkan adanya aktivitas fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) di wilayah Indonesia.
Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) di Indonesia bersamaan dengan aktifnya fenomena gelombang Ekuatorial lainnya seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.
Baca juga: Daftar Potensi Hujan Lebat hingga Banjir Sepekan ke Depan di Indonesia
"Saat ini juga teramati pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia, yaitu di Laut Sulu dan Papua Barat yang dapat membentuk pertemuan dan perlambatan kecepatan angin," terang Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam keterangan resminya.
Dia menambahkan, kondisi atmosfer yang masih labil pada skala lokal juga mampu meningkatkan potensi konvektif kuat yang menyebabkan pembentukan awan hujan menjadi lebih intensif di beberapa wilayah Indonesia.
Hasil analisis BMKG menunjukkan adanya potensi gelombang tinggi dengan ketinggian 1,25 meter hingga 6 meter selama sepekan ke depan di sejumlah wilayah Indonesia karena fenomena di atas.
Berikut analisis BMKG:
Tinggi Gelombang 1,25 sampai 2,5 meter (Moderate Sea):
Tinggi Gelombang 2,5 sampai 4 meter (Rough Sea):
Tinggi Gelombang 4 sampai 6 meter (Very Rough Sea):
Baca juga: BMKG: Waspada Potensi Siklon Tropis Mei 2021 Bisa Picu Cuaca Ekstrem
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode pancaroba hujan secara sporadis, lebat dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es.
Cuaca ekstrem di masa pancaroba berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.
"Terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," tutup Guswanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.