Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Orang Indonesia Terinfeksi Varian Covid-19 India, Ini 5 Fakta Mutasi Ganda

Kompas.com - 26/04/2021, 18:29 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa ada 10 orang Indonesia yang terpapar varian Covid-19 India.

Diketahui bahwa mutasi virus corona baru telah menyebakan lonjakan Covid-19 di India, dan negara ini telah mencatatkan rekor kasus harian tertinggi di dunia selama beberapa hari ini.

"Soal mutasi virus baru yang menyebabkan kasus di India meningkat, bahwa virus itu juga sudah masuk di Indonesia. Ada 10 orang yang sudah terkena virus tersebut," ujar Budi dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (26/4/2021).

Kendati demikian, Menkes Budi Gunadi tidak menyebut secara spesifik mutasi virus dengan varian apa yang dimaksudkan.

Dalam paparannya, Budi mengatakan dari 10 orang yang terpapar Covid-19 dari mutasi virus itu, enam orang di antaranya tertular dari luar negeri.

Berikut fakta tentang mutasi virus corona baru yang menyebabkan lonjakan Covid-19 di India.

Baca juga: Varian Baru Covid-19, Mutasi Ganda Virus Corona Ditemukan di India

 

1. Mutasi ganda India

Pada Maret lalu, varian baru virus corona dengan mutasi ganda ditemukan dari sejumlah sampel yang dikumpulkan di India.

Mutasi ganda virus corona disebut menjadi biang lonjakan Covid-19 di India, dan membuat sejumlah negara mulai membatasi transportasi dari dan ke India, termasuk Indonesia.

Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (25/3/2021), sebanyak 10.787 sampel dari 18 negara bagian di India juga menunjukkan 771 varian, 736 varian corona dari Inggris, 34 varian corona dari Afrika Selatan dan satu varian dari Brasil.

Kendati demikian, para pejabat setempat mengatakan varian-varian tersebut tidak terkait dengan melonjaknya kasus di India.

Baca juga: Picu Lonjakan Kasus India, Varian Mutasi Ganda Ada di 10 Negara Lain

 

Kelompok SARS-CoV-2 Consortium on Genomics (INSACOG), kelompok 10 laboratorium di bawah kementerian kesehatan India melakuan sekuens atau pengurutan genom virus corona dari sampel yang ditemukan.

Mutasi dalam virus biasa terjadi, namun sebagian besar tidak signifikan dan tidak menyebabkan perubahan dalam kemampuan virus dalam menularkan atau menyebabkan infeksi.

Namun, sebagian mutasi, seperti yang terjadi di Inggris atau Afrika Selatan, dapat menyebabkan virus lebih menular dan pada sejumlah kasus dapat lebih mematikan.

"Mutasi ganda (virus corona penyebab Covid-19) di protein virus dapat meningkatkan risiko dan menyebabkan virus terlepas dari sistem kekebalan," kata pakar virus asal India, Shahid Jameel.

Baca juga: Varian Mutasi Ganda Picu Lonjakan Kasus Covid-19 India, Ini Kata Ahli

Foto pada 23 April 2021 menunjukkan tim medis membawa pasien setelah kebakaran di Rumah Sakit Covid-19 Vijay Vallabh di Virar, dekat Mumbai, India. Saat ini, India berjibaku melawan gelombang kedua virus corona yang begitu cepat penularannya.AP PHOTO/Rajanish Kakade Foto pada 23 April 2021 menunjukkan tim medis membawa pasien setelah kebakaran di Rumah Sakit Covid-19 Vijay Vallabh di Virar, dekat Mumbai, India. Saat ini, India berjibaku melawan gelombang kedua virus corona yang begitu cepat penularannya.

Hasil analisis mengungkapkan bahwa sampel yang dikumpulkan dari negara bagian Maharashtra menunjukkan kenaikan fraksi sampel dengan mutasi E484Q dan L452R, dibandingkan Desember 2020 lalu.

"Mutasi (ganda) menyebabkan kekebalan terlepas dan meningkatkan penularan," kata kementerian kesehatan dalam suatu pernyataan.

2. Varian mutasi ganda picu lonjakan

Pekan lalu, India mengalami lonjakan kasus Covid-19 dengan sangat tajam. Lonjakan pertama negara ini melaporkan ada lebih dari 200.000 kasus Covid-19 per hari.

Rekor baru kemudian tercatat pada Kamis (22/4/2021), dengan penambahan 314.835 kasus Covid-19 di India. Laporan itu menandai jumlah kasus harian Covid-19 tertinggi di dunia sejak pandemi dimulai Desember 2019.

Baca juga: Covid-19 di India, Benarkah Mutasi Virus Corona Tak Terdeteksi PCR?

 

Para ahli kesehatan masyarakat menduga varian baru dari mutasi ganda virus corona tersebut telah menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 di berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini.

Data terakhir menunjukkan, total kasus Covid-19 di India mencapai lebih dari 17 juta kasus, dengan lebih dari 192.000 kematian akibat Covid-19.

Varian yang kemudian disebut B.1.617 ini, prevalensi rata-rata varian melonjak hingga 52 persen dari sampel yang diurutkan pada April lalu, dari hampir tidak ada di bulan Januari, menurut situs pelacak outbreak.info, yang menggunakan data dari repositori global GISAID.

"Di beberapa distrik di negara bagian Maharashtram termasuk Mumbai yang menjadi episentrum gelombang Covid-19 di India saat ini, prevalensi varian di sana lebih dari 60 persen," menurut Anurag Agrawal, direktur Dewan Ilmiah dan Lembaga Genomik Riset Industri yang melakukan sekuensing genom.

Baca juga: Belajar dari Lonjakan Kasus Covid-19 di India dan Thailand, Epidemiolog: Jangan Beri Celah Masyarakat Berpergian

 

3. Apakah varian mutasi ganda mematikan?

Varian B.1.617 terdapat dalam sampel yang dikumpulkan dari sekitar 10 negara bagian India.

"Sementara persentasenya dapat bervariasi, varian B.1.617 diperkirakan akan meningkat karena memiliki dua mutasi kritis yang membuatnya lebih mungkin menular dan melarikan diri dari kekebalan sebelumnya," jelas Agrawal.

Hingga saat ini para peneliti masih menyelidiki dan mencari tahu seperti apa mutasi ganda virus corona di India, yang disebut sebagai penyebab lonjakan dan tsunami Covid-19 di India.

Fitur varian mutasi ganda sedang diselidiki, dan mutasi L452R telah dicirikan dengan baik dalam studi di Amerika Serikat.

Peneliti AS menemukan, mutasi L452R meningkatkan penyebaran virus penyebab Covid-19 hingga 20 persen dan mengurangi kemanjuran antibodi lebih dari 50 persen.

Baca juga: Varian B.1.1.7 Picu Lonjakan Covid-19 di Thailand, Berikut 4 Hal tentang Varian Inggris Ini

Seorang pasien dengan gangguan pernapasan berbaring di dalam mobil sambil menunggu untuk masuk rumah sakit Covid-19 untuk perawatan, di tengah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), di Ahmedabad, India, Kamis (22/4/2021).ANTARA FOTO/REUTERS/AMIT DAVE Seorang pasien dengan gangguan pernapasan berbaring di dalam mobil sambil menunggu untuk masuk rumah sakit Covid-19 untuk perawatan, di tengah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19), di Ahmedabad, India, Kamis (22/4/2021).

4. Virus India bisa hambat kemanjuran vaksin

Strain varian virus corona dengan mutasi ganda yang muncul pertama kali di India ini telah membuat bingung dan kekhawatiran para ahli virus di dunia.

"Varian B.1.617 memiliki semua ciri khas virus yang sangat berbahaya," kata William A. Haseltine, mantan profesor di Harvard Medical School.

"Kita harus melakukan semua yang mungkin untuk mengidentifikasi penyebaran dan mencegahnya," imbuhnya.

Pada 16 April lalu, 408 urutan genom dalam garis keturunan B.1.617 telah terdeteksi dan 265 di antaranya ditemukan di India.

Kepala teknis Organisasi Kesehatan Dunia tentang Covid, Maria Van Kerkhove mengatakan, varian baru Covid-19 dengan dua mutasi seperti yang ada di India dapat meningkatkan penularan serta mengurangi netralisasi.

Baca juga: Mutasi Ganda, Bisakah Vaksin Melawan Varian Covid-19 yang Lebih Ganas Ini?

 

"Ini mungkin menghambat kemampuan vaksin untuk mencegah mereka (varian baru dengan mutasi ganda)," kata Kerkhove.

5. Varian mutasi ganda India mulai menyebar

Menurut laporan dalam situs outbreak.info, varian baru Covid-19 dengan mutasi ganda sudah terdeteksi di 10 negara lain, termasuk AS, Inggris, Australia.

Sebuah laporan pengawasan oleh pemerintah Inggris menemukan 77 kasus mutasi ganda di Inggris dan Skotlandia sejauh ini. Mereka menyebutnya sebagai "Variant Under Investigation".

Selandia Baru telah menangguhkan sementara kedatangan warganya dan penduduknya dari India karena lonjakan kasus Covid-19.

Hong Kong telah melarang penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina selama 14 hari mulai 20 April, sementara Makau telah memperpanjang karantina untuk pelancong dari tiga negara ini menjadi 28 hari.

 

Baca juga: India Embargo Vaksin Covid-19, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

 

Gelombang kedua India, terjadi begitu cepat. Telah membuat sejumlah negara khawatir, sebab negara-negara lain baru saja mengelola wabah mereka sendiri setelah berminggu-minggu lockdown dan menyebabkan perekonomian hancur.

Di penghujung April 2021, Indonesia mengumumkan 10 kasus Covid-19 yang terkait dengan varian virus India.

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan dari 10 orang yang terinfeksi varian mutasi virus corona India, enam orang di antaranya tertular dari luar negeri, dan empat orang lain tertular melalui transmisi lokal.

Empat orang tersebut, dua orang berasal dari Sumatera,m satu orang dari Jawa Barat, dan satu orang dari Kalimantan Selatan.

Saat ini, untuk mencegah penularan varian baru mutasi ganda virus corona yang menyebabkan lonjakan Covid-19 di India, menyebar lebih luas di Indonesia, pemerintah meningkatkan pengawasan di kawasan tersebut.

Baca juga: Mengenal 2 Vaksin Covid-19 Buatan India, Covaxin dan Covishield

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com