Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersihkan Sampah Luar Angkasa, Misi Uji Coba ELSA-d Diluncurkan

Kompas.com - 24/03/2021, 12:02 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber NPR

KOMPAS.com - Sebuah misi uji coba membersihkan puing-puing antariksa diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan, Senin (22/3/2021) waktu setempat.

Misi yang disebut dengan End-of-Life Services by Astroscale (ELSA-d) ini akan menunjukkan teknologi yang dapat membantu menangkap sampah luar angkasa, jutaan keping puing orbital yang mengambang di atas Bumi.

Nantinya ELSA-d akan bekerja dengan cara menempelkan ke satelit mati, lalu mendorongnya ke Bumi agar terbakar di atmosfer.

Baca juga: ISS Buang 2,9 Ton Baterai, Jadi Sampah Antariksa Paling Masif

Seperti dikutip dari NPR, Selasa (23/3/2021) ELSA-d yang digawangi oleh Astroscale, perusahaan yang berbasis di Jepang ini akan menggunakan teknologi docking magnetis.

Teknologi tersebut melibatkan 'satelit layanan' dan 'satelit klien' yang diluncurkan bersama. Penyedia layanan akan melepaskan satelit untuk bertemu dengan satelit klien yang bertindak sebagai tiruan dari sampah luar angkasa.

Misi yang dijalankan dari Inggris ini kemudian akan melakukan proses penangkapan dan pelepasan tersebut berulang kali selama enam bulan.

Tujuannya adalah untuk membuktikan kemampuan satelit penyedia layanan untuk melacak dan menangkap target dalam berbagai tingkat kerumitan.

Sampah antariksa telah menjadi masalah yang berkembang selama bertahun-tahun.

Benda-benda buatan manusia tersebut menumpuk di orbit Bumi yang rendah, melepaskan diri orbit, meledak atau bertabrakan dengan benda lain, dan kemudian terpecah menjadi potongan-potongan kecil.

Pada 2019 misalnya, India meledakkan salah satu satelitnya yang mengorbit Bumi. Namun hal tersebut menciptakan ratusan keping puing yang mengancam akan bertabrakan dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Menurut laporan terbaru NASA, setidaknya ada 26.000 jutaan keping sampah antariksa seukuran bola softball mengorbit sepanjag 17.500 mph. Kepingan itu bisa menghancurkan satelit jika terjadi tabrakan.

Selain itu lebih dari 500.000 potongan yang disebut sebagai ancaman misi luar angkasa karena dapat memengaruhi sistem pelindung, tangki bahan bakar, dan kabin pesawat.

Sementara itu puing-puing yang paling umum ada sekitar 100 juta keping. Ukurannya sebutir garam. Tapi jangan remehkan karena dapat menembus pakian antariksa.

NASA pun berpendapat, membersihkan sampah antariksa tergantung pada pencegahan akumulasi lebih banyak limbah dan secara aktif membuangnya.

Baca juga: Dituding Pakistan, Benarkah Sampah Luar Angkasa Terbanyak dari India?

Perkembangan teknologi pembersihan sampah sendiri telah berlangsung selama bertahun-tahun. Pada 2016, badan antariksa Jepang mengirim tambatan 700 meter ke luar angkasa untuk mencoba memperlambat dan mengarahkan sampah.

Pada 2018, perangkat bernama RemoveDebris berhasil membuat jaring sekitar satelit tiruan.

Badan Antariksa Eropa juga berencana untuk mengirim robot penghancur diri ke orbit pada tahun 2025 yang disebut sebagai penyedot debu luar angkasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com