Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Varian Baru Virus Corona Bisa Terus Muncul Selama Mobilitas Tak Terkendali

Kompas.com - 14/03/2021, 20:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prof dr Amin Soebandrio PhD, selaku Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Institute menyampaikan, bahwa varian-varian baru akibat mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab Covi-19 bisa terus terjadi selama mobilitas masyarakat tidak terkendali.

Menurut Prof Amin, mobilitas masyarakat yang terjadi secara masif dan tidak terkendali masih sangat memungkinkan terjadinya penularan virus, dari inang-orang yang satu ke inang-orang baru lainnya.

Padahal, setiap kali virus corona ini menemukan inang baru, atau setiap kali ditularkan ke orang lain, maka virus ini akan bereplikasi (memperbanyak diri).

"Nah, di situlah terjadi mutasi," kata Prof Amin kepada Kompas.com, Sabtu (13/3/2021).

Baca juga: Varian Baru B.1.1.7 Ditemukan di Indonesia, Ini 3 Alasan Kenapa Virus Corona Terus Bermutasi

Untuk diketahui, mutasi merupakan fitur replika virus yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari.

Mutasi adalah kondisi di mana virus tersebut mengalami perubahan pada materi genetik virus.

Mutasi menjadi hal yang wajar dan bisa terjadi, karena banyak sekali faktor pendukungnya.

Bisa jadi berupa genetik ras, keturunan, patogen atau mikroorganisme penyebab penyakit lain di dalam tubuh dan lain sebagainya.

Mutasi yang terjadi pada virus, merupakan upaya penyesuaian atau adaptasi yang dilakukan virus untuk dapat bertahan hidup di sekitar inangnya (reseptor) dalam tubuh manusia.

"Setiap kali dia bertambah banyak dalam proses replikasinya itu, pasti terjadi mutasi secara acak," jelasnya.

Sehingga, kata Prof Amin, jika kita bisa melakukan pembatasan dan membatasi ruang gerak virus corona, serta tidak menularkan ke orang lain, maka dengan sendirinya kita bisa menekan pertumbuhan dan replikasi mutasi dari virus corona.

Selama masih menularkan ke orang lain, berarti virus masih punya kesempatan untuk bermutasi. 

"Jadi itu seperti suatu lingkaran, kalau masih menular, berarti pandeminya belum selesai," ucap dia.

Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman pada pemberitaan Kompas.com, Rabu (10/3/2021).

Dicky menegaskan, jika masih terus tak terkendali, maka varian baru virus corona yang lain masih akan terus muncul.

Dikatakan Dicky, kehadiran varian baru virus corona di Indonesia baru tahap awal dari fase 1 pandemi, dan implikasi dari kehadiran umumnya memang belum begitu signifikan.

"Untungnya belum terlalu terkena ini (dampak varian baru), karena ini baru masuk fase awal sekali," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasai (9/3/2021).\

Baca juga: Epidemiolog: Jika Masih Tak Terkendali, Varian Baru Virus Corona Berpeluang Muncul Lagi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com