Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusia Ribuan Tahun, Surat Ini Ungkap Peran Perempuan dalam Perdagangan Kuno

Kompas.com - 27/01/2021, 09:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

 

Kuat dan mandiri

Sebagian besar tablet tanah liat yang ditemukan di Kanesh merupakan surat, kontrak, dan putusan pengadilan.

Tablet itu diperkirakan berasal dari sekitar 1900-1850 SM, periode ketika jaringan perdagangan Assur berkembang pesat, yang berdampak pada kemakmuran di wilayah tersebut dan munculnya banyak inovasi.

Orang Asiria menemukan bentuk-bentuk investasi tertentu dan merupakan orang pertama yang menulis surat mereka sendiri, tanpa mendiktekannya pada penulis profesional.

Surat-surat itu, meski kecil, berisi banyak wawasan tentang dunia perdagangan kuno.Cecile Michel/Archaeological Mission of Kültepe via BBC Indonesia Surat-surat itu, meski kecil, berisi banyak wawasan tentang dunia perdagangan kuno.

Berkat surat-surat berusia puluhan abad ini, kita bisa mendengar suara perempuan yang bersemangat, yang memberi tahu kita bahwa bahkan di masa lalu, perdagangan dan inovasi bukanlah domain ekslusif pria.

Ketika suami mereka sedang dalam perjalanan, atau melakukan transaksi di beberapa pemukiman perdagangan yang jauh, para perempuan menjalankan bisnis mereka di rumah.

Di samping itu, mereka juga mengumpulkan dan mengelola kekayaan mereka sendiri, dan secara bertahap memperoleh lebih banyak kedaulatan dalam kehidupan pribadi mereka.

"Para perempuan ini sangat kuat dan independen. Oleh karena mereka sendirian, mereka menjadi kepala keluarga ketika suami mereka tak ada di rumah," ujar Cécile Michel, peneliti senior di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS) di Perancis, yang juga penulis buku berjudul Women of Assur and Kanesh.

Melalui lebih dari 300 surat dan dokumen lain, buku itu menuturkan kisah yang sangat rinci dan penuh warna tentang perjuangan dan kemenangan perempuan.

Meski penuh drama dan petualangan, tablet tanah liat itu sendiri berukuran kecil, seukuran telapak tangan.

Kisah para pedagang perempuan ini berkaitan dengan komunitas pedagang Asiria secara keseluruhan.

Di masa kejayaan mereka, orang Asiria termasuk pedagang paling sukses dan memiliki jaringan yang baik di Timur Dekat.

Rombongan karavan mereka yang terdiri dari hingga 300 keledai melintasi pegunungan dan dataran tak berpenghuni, membawa bahan mentah, barang mewah dan, tentu saja, surat yang terbuat dari tanah liat.

"Itu adalah salah satu bagian dari jaringan internasional yang besar, yang dimulai di suatu tempat di Asia Tengah, dengan batu lapis-lazuli dari Afghanistan, batu akik dari Pakistan, dan timah yang mungkin berasal dari Iran atau lebih jauh ke timur," ujar Jan Gerrit Dercksen, pakar tentang Asiria di Leiden University di Belanda, yang juga meneliti tablet Kanesh.

Pedagang asing membawa barang-barang ini ke Assur, bersama dengan tekstil dari Babilonia di Irak Selatan.

Barang-barng itu kemudian dijual pada orang-orang Asiria, yang kemudian mengemaskan ke karavan menuju Kanesh dan kota-kota lain di wilayah Anatolia di Turki, dan menukarnya dengan emas dan perak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com