Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata Ini Kekuatan Super Penglihatan Burung Hantu di Malam Hari

Kompas.com - 08/11/2020, 19:03 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Burung hantu adalah predator malam yang memiliki kemampuan penglihatan yang sangat tajam. Bahkan, burung hantu dapat melacak mangsa dalam kondisi cahaya yang paling redup.

Lantas, sebenarnya bagaimana burung hantu bisa memiliki kemampuan penglihatan super ini?

Studi baru yang telah diterbitkan dalam jurnal Genome Biology and Evolution mengungkapkan adanya mutasi genetik yang membuat spesies ini memiliki kekuatan super pada kedua matanya.

Penelitian ini mengidentifikasi cara unik DNA yang ada dalam mata mereka yang menjadikan penglihatan mereka sangat tajam di malam hari.

Baca juga: Burung Hantu Kena Obesitas ini Jalani Program Diet, Apakah Berhasil?

 

Dikutip dari IFL Science, Minggu (11/8/2020) penelitian menemukan bagaimana DNA tersebut bisa memberikan penglihatan super pada burung hantu di malam hari.

Sebagian besar spesies burung sama seperti manusia yakni memiliki sifat diaurnal, yang berarti paling aktif di siang hari dan mulai beristirahat pada malam hari.

Untuk melihat bagaimana pada akhirnya burung hantu menjadi penguasa malam, studi ini mencoba melihat 20 genom spesies burung yang berbeda, termasuk 11 burung hantu.

Bahkan penelitian ini juga melihat di mana sifat-sifat malam hari yang menguntungkan telah dipilih selama beberapa generasi.

Baca juga: 48 Juta Tahun Lalu, Burung Hantu Berburu pada Siang Hari

 

Peneliti memfokuskan penelitian pada mutasi yang mungkin telah disimpan dari generasi ke generasi dari spesies burung-burung tersebut. 

Tim kemudian menyadari bahwa ada area yang paling banyak dikodekan untuk persepsi sensorik, seperti penglihatan dan pendengaran. 

Adanya proses seleksi alam yang sama juga menjelaskan mengapa burung hantu memiliki pendengaran yang sangat baik. Yakni dengan dua lubang yang dikelilingi oleh bulu 'aurikular' berfilamen yang dapat memantulkan suara ke telinga.

Telinganya juga asimetris, dengan yang satu berada lebih tinggi di atas kepala daripada yang lain, yang dikombinasikan dengan wajah seperti antena parabola untuk memudahkan burung  menentukan dari mana suara tersebut berasal.

burung hantu di siang harishutterstock.com burung hantu di siang hari

Bukti evolusi burung hantu

Namun, dalam studi ini yang mengejutkan adalah ada bukti evolusi burung hantu yang dipercepat pada 32 gen yang terkait dengan kondensasi kromosom dan pengemasan DNA.

Penataan ulang DNA semacam ini telah diidentifikasi sebelumnya di mata primata nokturnal, yang menunjukkan molekul di dalam mata dapat berubah seiring waktu untuk menangkap lebih banyak cahaya.

Pemodelan komputer dengan pola ini tampaknya mengkonfirmasi bahwa restrukturisasi ini memang dapat meningkatkan penglihatan pada malam hari melalui mekanisme tersebut.

Yakni adanya DNA dalam sel retina yang bertindak seperti lensa penglihatan malam untuk meningkatkan penglihatan di malam hari.

Baca juga: Bisakah Anda Menemukan Burung Hantu dalam Foto Ini?

 

Meskipun masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan tegas mengenai peran mutasi tersebut pada burung hantu di malam hari, namun mutasi tersebut telah menghadirkan rute yang menarik menuju penglihatan malam.

Karena hal tersebutlah yang akan menyiratkan kerabat burung hantu adalah spesies diurnal yang kode genetiknya harus dikerjakan ulang untuk memunculkan ke set keahlian nokturnal pembunuh malam hari.

Hasil penelitian ini mendukung bahwa burung hantu sejak awal mirip dengan burung nokturnal lainnya yang mengembangkan adaptasi sensorik, sehingga memungkinkan mereka untuk mengatasi cahaya redup.

Baca juga: Kali Pertama, Ilmuwan Ketahui Burung Hantu Bisa Poligami

 

Khususnya, fototransduksi pada batang, deteksi gerakan yang ditingkatkan dan perbaikan retina, tetapi juga persepsi akustik tampaknya penting bagi burung hantu.

"Kami juga menemukan bukti representasi berlebih fungsional yang terkait dengan kemasan kromosom. Ini menunjukkan peran pengemasan kromatin untuk meningkatkan penyaluran cahaya dalam sel fotoreseptor sebagai target adaptasi pada leluhur burung hantu," jelas peneliti.

Studi ini menunjukkan gen kandidat baru yang berperan dalam evolusi burung hantu dapat dieksplorasi lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com