Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relawan Uji Klinis Vaksin AstraZeneca Meninggal, Kok Bisa?

Kompas.com - 23/10/2020, 17:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Kematian seorang relawan uji coba vaksin corona di Brasil memunculkan kekhawatiran tentang vaksin yang dikembangkan Oxford dan AstraZeneca.

Namun, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (23/10/2020), otoritas kesehatan Brasil, Anvisa, mengungkapkan telah diberitahu perihal tewasnya seorang peserta uji klinis vaksin corona itu.

Selain itu, laporan media O Globo juga menyebutkan bahwa relawan yang meninggal tidak menerima vaksin AstraZeneca, melainkan menerima plasebo.

AstraZeneca, perusahaan pengembang vaksin yang mengembangkan vaksin untuk Covid-19 bersama Oxford University tidak dapat mengomentari kasus yang terjadi tersebut. Kendati demikian, Oxford tidak khawatir terkait keamanan uji coba vaksin setelah peninjauan independen.

Bahkan, kepala komunikasi universitas Oxford, Stephen Rouse dalam sebuah pernyataan mengatakan, pihak regulator Brasil telah merekomendasikan agar uji coba itu dapat dilanjutkan.

Baca juga: Usai Relawan di Brasil Meninggal, Uji Coba Vaksin Oxford AstraZeneca Dilanjutkan

September lalu, uji klinis vaksin Oxford-AstraZeneca harus dihentikan sementara, setelah seorang peserta di Inggris jatuh sakit.

Hal itu menyebabkan uji klinis vaksin corona eksperimental tersebut ditunda di sejumlah negara seperti Brasil, Jepang, Afrika Selatan dan India. Namun, dalam beberapa minggu terakhir setelahnya, uji coba dilanjutkan kembali.

Jeda sementara terkait studi vaksin, menurut para ahli adalah sesuatu yang biasa terjadi. AstraZeneca dan Oxford menghadapi berbagai tekanan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi terkait hal itu.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 Oxford AstraZeneca Dihentikan Sementara, Kenapa?

Lagipula, vaksin Oxford bukan satu-satunya kandidat yang harus mengalami jeda studi. Hal yang juga dialami pengembang vaksin virus corona dari perusahaan bioteknologi Johnson & Johnson (J&J).

Awal bulan Oktober, perusahaan ini mengumumkan penghentian uji coba sementara untuk menyelidiki penyakit pada peserta studi vaksin.

Baik vaksin yang dikembangkan Oxford-AstraZeneca dan J&J, didasarkan pada adenovirus, kuman flu yang telah digunakan para peneliti dalam terapi eksperimental selama beberapa dekade.

Penghentian sementara kedua uji coba vaksin tersebut memunculkan pertanyaan dan keraguan terkait pendekatan pengembangan vaksin yang mereka lakukan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com