Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi Covid-19 pada Anak Indonesia Tertinggi di Asia, Apa sebabnya?

Kompas.com - 02/10/2020, 16:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Salah satu akibat dari keterbatasan pelayanan di pelayanan kesehatan dasar ini juga berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan imunisasi pada anak, yang seharusnya dilakukan untuk membantu menjaga imunitas anak-anak dari berbagai mikroorganisme jahat tidak hanya Covid-19.

"Imunisasi turun, maka bonus demografi dan Indonesia emas juga terancam. Kulitas anak-anak yang akan menggantikan kita pada 20-40 tahun lagi juga akan cenderung rendah," kata Ede dalam diskusi daring bertajuk Dampak Pandemi Covid-19: Cakupan Imunisasi dan Kualitas Pangan Rendah, Selamatkan 25 Juta Anak Indonesia, Kamis (1/10/2020).

Selain itu, pelayanan fasilitas posyandu di puskesmas yang terbatas ini juga dapat mengakibatkan 25 juta balita tidak memperoleh imunisasi, suplemen vitamin A, pemantauan tumbuh kembang, dan pelayanan rutin lainnya yang sangat diperlukan.

Baca juga: Sindrom MIS-C Berisiko Sebabkan Kerusakan Jantung Akibat Covid-19 pada Anak

Data menunjukkan, bahwa dalam kurun lima tahun terakhir lebih dari 15.000 anak Indonesia terdampak kejadian luar biasa antara polio, campak, difteri, gizi buruk dan wabah lainnya.

Kejadian luar biasa pada anak ini, dapat mengakibatkan kualitas hidup anak berkurang bahkan mengancam nyawa.

Dampak lainnya adalah kerugian ekonomi yang sangat besar pada keluarga, daerah, dan negara untuk jangka waktu pendek maupun panjang.

Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih menambahkan, pihaknya berharap dapat mendorong dua hal, penanganan Covid-19 yang lebih baik dan melanjutkannya dengan strategi yang optimal terhadap pelayanan dasar di puskesmas dan posyandu.

"Layanan kesehatan dasar tidak boleh terhenti, bahkan harusnya diperkuat," tegasnya.

Baca juga: Himpunan Profesi Kesehatan Serukan 4 Hal Kesehatan Ibu dan Anak Selama Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com