KOMPAS.com- Sejak pandemi virus corona merebak dari China, menyebar hingga ke seluruh dunia, tak terkecuali Amerika Serikat, serangkaian hoaks dilayangkan Presiden Donald Trump.
Berulang kali Trump berbohong tentang pandemi yang kini telah menginfeksi lebih dari 34,4 juta orang di seluruh dunia, dan menjadikan AS sebagai hotspot virus corona dengan angka kasus mencapai lebih dari 7,4 juta kasus infeksi yang menewaskan 212.660 juta orang, menurut Worldometer.
Berikut sejumlah kumpulan hoaks atau kebohongan terbesar Trump saat negara ini menanggung bencana kesehatan masyarakat seperti dikutip dari The Atlantic, Jumat (2/10/2020).
Klaim: Virus corona akan melemah pada April 2020.
"Ketika kita memasuki bulan April, dalam cuaca yang lebih hangat, (cuaca) yang memiliki efek yang sangat negatif pada (virus) itu, dan jenis virus itu (SARS-CoV-2)," kata Trump.
Baca juga: Riset: Obat yang Dikonsumsi Trump Picu Risiko Kematian Pasien Covid-19
Fakta: Klaim itu dianggap terlalu dini, terkait penyebaran virus corona pada kondisi cuaca yang lebih basah atau hangat. Kendati pakar epidemiologi segera skeptis terhadap komentar Trump. Tetapi, saat musim semi dan musim panas berlalu, pandemi hingga kini masih berkecamuk.
Klaim: Wabah hanya bersifat sementara dengan pernyataan, "Ini akan menghilang. Suatu hari nanti, ini seperti keajaiban," kata dia.
Fakta: Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Anthony Fauci memperingatkan komentar Trump tersebut. Pasalnya, menurut Fauci, dalam satu hingga tiga minggu ke depan, banyak kasus Covid-19 terjadi yang berhubungan dengan komunitas. Ini menegaskan bahwa virus belum hilang.
Baca juga: Hoaks Covid-19 dan Infodemik, Tantangan Ilmuwan Indonesia Sikapi Konstruksi Anti-Sains
Klaim: Jumlah virus corona terlihat jauh lebih baik, turun hampir di semua tempat dan kasus menurun.
Fakta: Diklaim Trump pada Mei lalu, angka kasus Covid-19 di AS justru meningkat di sebagian besar negara bagian Amerika. Selama musim panas terjadi lonjakanm kedua, bahkan lebih besar dari yang terjadi di awal musim semi.
Klaim: Trump mengklaim pandemi mulai terkendali pada awal Juli lalu.
Fakta: Klaim tersebut muncul saat kasus harian di Amerika Serikat, berlipat ganda menjadi sekitar 50.000 kasus. Lebih tinggi dari yang terlihat pada awal pandemi. Dipicu oleh infeksi di bagian selatan dan barat negara ini.
Klaim: Sebanyak 99 persen kasus infeksi Covid-19 diklaim Trump tidak berbahaya.
Fakta: Virus ini masih dapat menyebabkan penderitaan yang luar biasa. WHO mengatakan sekitar 15 persen kasus Covid-19 bisa parah dengan 5 persen kritis.
Klaim: Trump mengklaim Amerika Serikat memiliki tingkat kematian terendah di dunia.
Fakta: AS tidak memiliki tingkat kematian terendah saat klaim tersebut disampaikan Trump. Pada 13 Juli lalu (saat diklaim), tingkat fatalitas kasus adalah 4,1 persen dan menempatkan AS di tengah peringkat global.
Baca juga: Kasus Baru Covid-19 di Amerika Serikat Meroket, Tapi Kenapa Kurva Kematian Rata?
Klaim: Anak-anak diklaim Trump 'hampir kebal' terhadap Covid-19.
Fakta: Sains tidak pasti, tapi bukan berarti anak-anak kebal virus ini. Studi di AS dan China menunjukkan anak-anak lebih kecil, cenderung memiliki gejala ringan, tetapi berpotensi menyebarkan virus pada keluarganya.
Klaim: Perusahaan farmasi akan memiliki vaksin dalam waktu dekat.
Fakta: Pakar presiden menyampaikan ketersediaan vaksin corona bisa memakan waktu satu tahun hingga 18 bulan untuk pengembangan.
Baca juga: Jarang Ada Kasusnya, Benarkah Anak-anak Kebal Virus Corona?
Klaim: Pada jumpa pers dengan gugus tugas virus corona, Trump mengatakan FDA telah menyetujui obat antimalaria Chloroquine untuk mengobati Covid-19.
Fakta: Komisaris FDA Stephen Hahn mengklarifikasi obat itu masih diuji klinis. Perwakilan FDA mengatakan pada Bloomberg bahwa obat itu belum disetujui. Fauci kemudian menyampaikan pada CNN, bahwa tidak ada obat ajaib untuk menyembuhkan Covid-19.
Klaim: Trump mengatakan virus corona akan hilang tanpa vaksin dalam jangka waktu tertentu.
Fakta: Fauci berulang kali mengatakan virus corona menghilang "tidak akan terjadi" sampai negara memiliki vaksin yang sehat, aman dan efektif secara ilmiah.
Di samping hoaks Presiden Donald Trump tentang virus corona, seperti diberitakan Reuters, Trump dan isterinya, Melania Trump, dilaporkan positif Covid-19 dan sedang menjalani karantina. Dengan usia 74 tahun, Trump berisiko terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.