Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Screening Terhenti karena Covid-19, Kematian Kanker Serviks Diduga Naik

Kompas.com - 02/10/2020, 09:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setelah buka kembali pada Juni, jam operasional klinik YKI berkurang drastis, dari lima menjadi dua kali seminggu. Layanan penapisan massal juga dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan.

Setelah tahun 2020, keberlanjutan yayasan kanker terbesar dan tertua di Indonesia ini masih belum jelas.

Temuan lainnya, pada Maret dan April terjadi penurunan kapasitas operasi histerektomi radikal (prosedur yang direkomendasikan untuk penderita kanker serviks stadium awal) di rumah sakit rujukan di Jakarta.

Saat kegiatan operasi dibuka kembali pada Juni, waktu tunggu operasi menjadi lebih lama karena penumpukan jadwal. Pada kanker serviks, penundaan pengobatan selama dua bulan dapat memperburuk kondisi penyakit dan menurunkan peluang bertahan hidup.

Memang tak melulu muram. Klinik vaksinasi HPV swasta yang memiliki beberapa cabang di Jakarta Pusat yang terlibat dalam penelitian kami dengan cepat berhasil membuat perubahan layanan dengan menerapkan pelayanan kesehatan dengan melakukan kunjungan ke rumah (home visit) dan mempertahankan jumlah pasien pada masa pandemi ini.

Namun, kebanyakan pelanggan klinik ini adalah kelas menengah-atas karena biaya layanan yang relatif tinggi.

Rumah singgah yang biasanya menawarkan akomodasi sederhana untuk pasien kanker dari luar Jakarta harus menolak pasien baru akibat aturan pembatasan sosial. Ini menghambat pengobatan pasien dari provinsi lain yang tidak mempunyai kerabat atau tidak mampu membiayai akomodasi selama di Jakarta.

Di level nasional, program percontohan untuk vaksinasi HPV berbasis sekolah yang telah aktif dicanangkan di lima provinsi juga berhenti karena kurangnya anggaran.

Akibatnya, ada sekitar 120.000 anak perempuan yang diperkirakan akan melewatkan dosis kedua vaksinasi HPV dan tidak terlindungi terhadap infeksi HPV. Jika vaksinasi HPV tidak segera menjadi prioritas anggaran, dampak penghentian program vaksinasi akan terasa sampai generasi mendatang.

Memanfaatkan teknologi, tapi tidak menjangkau perempuan miskin

YKI Jakarta telah mengalihkan layanan perawatan paliatifnya ke metode telemedicine. Penggunaan teknologi dalam memberikan pelayanan kesehatan sangat penting di Indonesia karena Indonesia diyakini memiliki angka kematian tenaga kesehatan tertinggi akibat Covid-19 di dunia.

Seperti yang terjadi secara global, kegiatan edukasi kesehatan telah beralih secara daring. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak seminar daring berfokus pada pencegahan kanker serviks dan deteksi dini untuk umum.

Mereka yang memiliki smartphone, tablet atau komputer dan koneksi internet dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan mudah - sesuatu yang sebelumnya sulit dilakukan karena lokasi dan logistik.

Sayangnya, perempuan miskin yang paling rentan terhadap infeksi HPV dan kanker serviks kebanyakan tidak memiliki akses internet dan perangkat yang mendukung teknologi ini sehingga kecil kemungkinan bisa mengikuti kegiatan tersebut.

Pembatasan sosial membuat akses pengobatan kanker serviks menjadi lebih sulit pada awal pandemi. Pilihan moda transportasi terjangkau, seperti ojek online belum dapat diakses dengan mudah dan biaya taksi atau sewa mobil masih sulit dijangkau banyak perempuan.

Banyaknya rumah sakit di Indonesia yang tidak mempunyai fasilitas radioterapi mengharuskan pasien untuk dirujuk ke rumah sakit rujukan. Sistem ini sudah menjadi penghalang untuk mengakses pengobatan, dan semakin dipersulit oleh keharusan pasien melakukan tes Covid-19 sebelum bepergian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com