Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Logam Berusia 1.000 Tahun untuk Baja Tahan Karat Ditemukan di Iran

Kompas.com - 26/09/2020, 20:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Baja kromium atau yang biasa disebut baja tahan karat, dianggap sebagai inovasi manufaktur yang diciptakan beberapa dekade terakhir.

Namun, ahli menemukan bukti baru di Iran yang mengejutkan. Mereka menemukan jejak paling awal untuk bahan baja tahan karat yang berusia sekitar 1.000 tahun.

Dalam laporan penelitian yang terbit di jurnal Archaeological Science, para ahli menduga orang Persia kuno menempa paduan yang terbuat dari baja kromium sejak abad ke-11 Masehi.

Baja ini kemungkinan besar digunakan untuk membuat pedang, belati, baju besi dan barang lainnya.

Namun, logam ini juga mengandung fosfor yang membuatnya rapuh.

Baca juga: Jejak Kaki Berusia 120.000 Tahun, Ungkap Rute Migrasi Manusia Purba dari Afrika

"Baja khusus yang dibuat di Chahak ini mengandung sekitar 1 sampai 2 persen kromiun dan 2 persen fosfor," kata Rahil Alipour, penulis utara studi yang merupakan arkeolog di University College London.

Hingga saat ini, para arkeolog dan sejarawan cukup yakin bahwa baja kromium merupakan penemuan baru.

Dan memang, baja tahan karat seperti yang kita kenal sekarang baru dikembangkan pada abad ke-20. Baja tahan karat yang ada saat ini mengandung lebih banyak kromium dibanding yang diproduksi orang Persia kuno.

Alipour mengatakan, baja kromium yang dibuat orang Persia kuno tidak akan tahan karat.

"Ini adalah bukti paling awal untuk penambahan mineral kromium ke muatan wadah baja, yang memproduksi baja kromium rendah," tulis para peneliti seperti dilansir Gizmodo, Selasa (22/9/2020).

Terjemahan manuskrip Persia abad pertengahan membawa peneliti ke Chahak, situs arkeologi di Iran Selatan.

Chahak dulunya adalah pusat produksi baja. Ini adalah stu-satunya situs arkeologi di Iran dengan bukti pembuatan baja dengan wadah, di mana besi ditambahkan ke wadah tabung panjang bersama dengan mineral dan bahan organik lain.

Setelah dituang ke wadah, kemudian ditutup dan dipanaskan di dalam tungu. Saat sudah dingin, baja tersebut dikeluarkan dengan memecah wadahnya.

Gambar mikroskop menunjukkan bongkahan terak baja tahan karat yang tertanam.Rahil Alipour/UCL Archaeology/Gizmodo Gambar mikroskop menunjukkan bongkahan terak baja tahan karat yang tertanam.

Teknik ini sangat penting di banyak budaya, termasuk Viking.

"Baja yang bisa dihancurkan, secara umum adalah baja yang berkualitas sangat tinggi," kata Alipour.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com